“Perkembangan ini sangat hawkish. Dot plot terbaru menakutkan bagi investor emas karena The Fed tidak hanya masih mungkin menaikkan suku bunga, tetapi kemungkinan untuk turun berkurang separuh,” tegas Ed Moya, Senior Market Analyst OANDA, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Sikap The Fed yang hawkish ini membuat dolar AS kembali bertaji. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) ditutup menguat 0,19% ke 105,328.
Dolar AS dan harga emas punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS perkasa, biasanya harga emas sebaliknya.
Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Apresiasi mata uang Negeri Paman Sam akan membuat emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain, Permintaan emas akan turun, sehingga harga mengikuti.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif (time frame) harian, harga emas sepertinya akan terkoreksi dalam waktu dekat. Penguatan dolar AS akibat keputusan The Fed sepertinya membuat pelemahan harga emas sulit dibendung.
Target koreksi atau support terdekat ada di US$ 1.925,64/ons. Jika tertembus, maka bisa turun lagi menuju US$ 1.920,64/ons.
Sedangkan target kenaikan atau resisten terdekat adalah US$ 1.930,96/ons. Andai tertembus, maka ada peluang naik lagi menuju US$ 1.944,16/ons.
Sentimen yang melingkupi harga emas sebenarnya masih bullish. Ini terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,26.
RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Angka itu juga masih jauh di bawah 70, sehingga belum sampai jenuh beli (overbought).
(aji)