"Tahap pertama tanggal 12 Februari 2023 telah tiba di Adana Turk, dua pesawat yaitu B737-400 TNI AU dan Hercules C130 yang mengangkut tim MUSER (Medium Urban Search and Rescue) yang berjumlah 65 personel beserta perlengkapan SAR dan logistik berupa bahan makanan selimut dan lain-lain," kata Menlu.
Pada tahap kedua, pesawat Garuda Indonesia A330-300 juga telah diberangkatkan pada Senin (13/2/2023) pagi. Pesawat itu membawa 119 personil emergency team (EMT) dan tim pendukung lain yang membawa bantuan alat kesehatan seperti obat-obatan seberat 18 ton, dan 2 ton logistik tambahan seperti selimut, tenda, genset, sleeping bag, serta makanan siap saji.
Lebih lanjut, Retno juga mengatakan bahwa setibanya di Provinsi Hatay, tim MUSAR ini yang tiba lebih dulu langsung bergerak untuk melakukan pencarian terhadap korban gempa, yang berdasarkan informasi warga setempat masih ada yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Namun, pihaknya tidak menjelaskan lebih lanjut apakah juga ada WNI yang tertimbun di wilayah itu atau tidak.
"Berdasarkan laporan warga setempat yang menginformasikan adanya korban selamat yang masih tertimbun di reruntuhan bangunan wilayah tersebut," kata dia.
Sementara bantuan tahap ketiga rencananya akan diberangkatkan pada 18 Februari mendatang yang juga akan membawa beberapa logistik tambahan. Namun demikian dia mengatakan jenis dan jumlah bantuan tersebut akan menyesuaikan dengan kebutuhan WNI yang berada di lokasi.
Untuk diketahui, hingga saat ini jumlah WNI yang terdampak gempa Turki-Suriah berjumlah 500 orang. Dari jumlah itu, 123 di antaranya telah dievakuasi pada tahap pertama termasuk 2 WN Malaysia dan 1 WN Myanmar. Kemudian 10 WNI mengalami luka berat dan sedang dalam perawatan intensif di rumah sakit, dan 2 WNI yakni seorang Ibu dan anak berusia 1 tahun meninggal. Kedua WNI tersebut telah dimakamkan di Kahramanmaras.
Sementara itu, 5 WNI dan 3 warga negara Filipina saat ini masih sedang dalam pencarian oleh tim MUSER yang dikirimkan pada tahap pertama.
(ibn/ezr)