“Secara umum, untuk merespons dinamika dan tantangan penyelenggaraan Pemilu, khusus dengan platform digital, kami akan melaksanakan tiga strategi utama, yaitu memperkuat moderasi konten negatif, kampanye literasi digital bersama stakeholders strategis, dan orkestrasi komunikasi publik Pemilu Damai melalui platform digital,” ucap dia.
Pihaknya kemudian akan mengajak pengelola platform digital, penyelenggara pemilu, pengawas pemilu, serta kementerian dan lembaga strategis lain, untuk menghadirkan pemilu yang damai tahun depan.
Google Indonesia juga menyampaikan bahwa entitas filantropi mereka, Google.org menghibahkan dana sebesar US$2,5 juta kepada Tular Nalar untuk menjangkau 1,6 juta masyarakat Indonesia mengenai edukasi pemilu tahun 2024, terutama kepada kelompok rentan .
Program Manager Tular Nalr, Santi Indar Astusi menjelaskan yang disebut kelompok rentan pemilu yaitu masyarakat yang terdiri dari 1,2 juta pemilih pemula, 300 ribu lansia dan 100 ribu partisipan .
“Terdapat 52 juta anak muda belum berpengalaman, tidak bisa berpikir kritis saat menerima informasi termasuk informasi pemilu, selain itu juga terdapat kelompok rentan digital lansia yang memiliki keterbatasan teknologi, akibatnya sering disesatkan oleh simpang siur informasi,” kata dia.
Dalam menghadapi tantangan pemilu tahun 2024, Tular Nalar berfokus kepada masyarakat lansia yang rentan terhadap hoax. Caranya Tular Nalar membagikan materi dengan melatih fasilitator untuk memberikan edukasi kepada lansia.
“Mereka satu kelompok terdiri dari 5-6 lansia kita ajak ngobrol bareng, lalu diajak demonstrasikan apa si itu pemilu, jadi sambil belajar dan nantinya mereka jadi agent of change,” tuturnya.
(yun/wep)
