Nagorno-Karabakh, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi memiliki mayoritas penduduk Armenia, menyatakan kemerdekaannya pada saat runtuhnya Uni Soviet lebih dari 30 tahun yang lalu.
Azerbaijan merebut kembali sebagian wilayah tersebut dan tujuh distrik sekitarnya selama enam minggu pertempuran pada 2020. Setelahnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengupayakan perjanjian gencatan senjata dan mengerahkan hampir 2.000 pasukan untuk menjaga perdamaian.
Utang dolar Armenia mengalami beberapa kerugian terbesar di negara-negara berkembang pada hari Selasa. Obligasi yang jatuh tempo pada 2029 dan 2031 masing-masing turun sekitar 1,3 sen per dolar pada pukul 16:07 di London.
Negara ini pada Senin mengundang pemegang obligasi untuk melelang beberapa obligasi yang jatuh tempo pada 2025 untuk pembelian tunai. Mereka menyatakan langkah ini bertujuan untuk memanfaatkan "posisi likuiditas yang kuat" dan mengurangi utang secara keseluruhan.
Dilaporkan oleh kantor berita Tass, juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan Rusia "sangat prihatin" dengan pecahnya kekerasan dan ingin memastikan keselamatan para penduduk sipil Armenia. Dia mendesak kembalinya perjanjian gencatan senjata dan mengatakan para pejabat militer Rusia telah melakukan kontak dengan kedua pihak.
Menurut kantor Perdana Menteri, Pashinyan juga berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan sedang bekerja dengan rekan-rekannya di AS dan Eropa untuk merespons keras "serangan yang tidak dapat diterima" dari Azerbaijan. Dia menambahkan, mereka menuntut Baku "bertanggung jawab sepenuhnya atas nasib penduduk sipil" di Nagorno-Karabakh.
Uni Eropa (UE) meminta Azerbaijan untuk menghentikan serangan tersebut. Mereka memperingatkan bahwa ini "tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk memaksa penduduk lokal meninggalkan wilayah tersebut."
Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Blinken telah bekerja intensif untuk mencari solusi yang berkelanjutan terhadap konflik Nagorno-Karabakh, yang membuat tindakan militer terakhir sangat memprihatinkan dan berbahaya. AS disebut akan melakukan kontak dengan semua pihak.
AS dan UE telah memediasi perundingan perdamaian antara Armenia dan Azerbaijan sejak perang tahun 2020 tanpa mencapai kesepakatan. Mereka mendesak Baku untuk mengakhiri blokade koridor Lachin, satu-satunya jalan yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Armenia. Blokade tersebut berlangsung hampir sembilan bulan hingga truk bantuan memasuki ibu kota wilayah tersebut, Stepanakert, pada hari Senin.
"Janji Baku untuk tidak melakukan tindakan militer telah dilanggar," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dalam upaya UE dan AS untuk meredakan situasi. "Azerbaijan harus segera menghentikan pengeboman dan kembali ke meja perundingan."
Wakil Asisten Sekretaris Negara AS Yuri Kim mengatakan dalam sidang senat pekan lalu bahwa AS "tidak akan mentolerir tindakan atau upaya apa pun, baik jangka pendek atau jangka panjang, untuk membersihkan etnis atau melakukan kekejaman lainnya terhadap penduduk Armenia di Nagorno-Karabakh."
Azerbaijan mengatakan pasukannya menyerang instalasi militer dan tidak menargetkan wilayah sipil. Kementerian Pertahanan mengatakan "koridor-koridor kemanusiaan" sedang dibuka di jalan Lachin dan rute lain dari Nagorno-Karabakh untuk memungkinkan "evakuasi penduduk dari zona bahaya."
Menurut kementerian kesehatan Nagorno-Karabakh, lima orang tewas dan setidaknya 80 orang terluka dalam pengeboman tersebut, yang mengenai bangunan-bangunan hunian dan infrastruktur. Stepanakert berada di bawah "serangan artileri massal," kata Ruben Vardanyan, mantan bankir investasi Moskow yang pernah memimpin pemerintahan setempat, via pesan di Telegram.
Azerbaijan sebelumnya mengatakan tujuh polisi dan dua warga sipil tewas dalam ledakan ranjau darat yang mereka duga dilakukan orang-orang Armenia sebelum memulai serangan. Mereka mengatakan, seorang pekerja konstruksi di kota Shusha tewas akibat tembakan mortir dari Armenia.
Separatis Armenia di Nagorno-Karabakh harus "dibubarkan dan dilucuti," kata ajudan presiden Azerbaijan Hikmet Hajiyev di media sosial. Hak dan keamanan penduduk sipil Armenia "akan dijamin berdasarkan Konstitusi dan kewajiban internasional Azerbaijan," katanya.
Armenia menolak klaim Azerbaijan bahwa unit militernya berada di Nagorno-Karabakh. Kementerian Pertahanan Yerevan dalam sebuah pernyataan mengatakan tidak ada satu pun yang hadir di sana. Situasi di sepanjang perbatasan republik dengan Azerbaijan juga relatif tenang.
Pashinyan dalam pertemuan dewan keamanannya mengatakan serangan rudal dan artileri Azerbaijan di sepanjang garis kontak di Nagorno-Karabakh adalah upaya untuk menarik Armenia ke dalam pertempuran. Armenia tidak terlibat dalam pertempuran dan "kami tidak akan mengambil tindakan gegabah," katanya.
--Dengan asistensi dari Sara Khojoyan.
(bbn)