Logo Bloomberg Technoz

Heesu Lee - Bloomberg News

Bloomberg, Korea Selatan (Korsel) akan memperluas partisipasi dalam sistem bursa karbon. Mereka akan meluncurkan produk berjangka sebagai upaya meningkatkan likuiditas di pasar yang sedang menghadapi kelesuan.

Disampaikan oleh Kementerian Keuangan dalam pernyataan pada Rabu (20/9/2023), kelompok lembaga keuangan yang lebih luas, termasuk pengelola aset, akan diizinkan memperdagangkan kredit karbon mulai tahun depan. Bursa berjangka perdagangan karbon juga akan ditambahkan pada 2025, untuk membantu mengurangi volatilitas harga dan memungkinkan peserta mengurangi risiko perdagangan.

Grafik bursa karbon Korea Selatan. (Sumber: Bloomberg)

Harga kredit karbon telah merosot lebih dari 50% tahun ini akibat surplus perizinan, dan sistem ini dianggap belum mencapai kemajuan yang siginifikan dalam mendorong perusahaan-perusahaan pencemar udara untuk mengurangi emisi. Pasar ini mencakup lebih dari 70% emisi negara, dari hampir 700 perusahaan di berbagai sektor. Termasuk di antaranya utilitas, konstruksi, transportasi, dan penerbangan.

Aturan yang membatasi volume kredit karbon berlebih yang dapat digunakan pemegang kredit karbon hingga tahun berikutnya juga akan dilonggarkan berdasarkan perubahan tersebut. Pengaturan yang ada saat ini telah memberatkan harga. Pengaturan tersebut telah mendorong beberapa pemegang kredit karbon untuk menjual kredit berlebih sebelum berakhirnya periode kepatuhan tahunan yang berlangsung hingga akhir Agustus.

Korea Selatan juga akan mengizinkan lembaga keuangan untuk menawarkan dana yang diperdagangkan di bursa dan surat utang yang diperdagangkan di bursa yang terkait dengan pasar karbon mulai tahun depan.

Menurut kementerian, sistem emisi yang saat ini terbuka bagi tujuh pelaku pasar dan 21 perusahaan sekuritas selain pelaku usaha yang tercakup, dapat memungkinkan pedagang ritel mulai 2025.

 

(bbn)

No more pages