Dia mengatakan, partai demokrat sudah bulat bergabung dengan koalisi yang sudah dihuni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Gerindra tersebut. Koalisi ini juga memiliki dukungan partai non-DPR yaitu Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, serta kemungkinan Partai Garuda dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Partai Demokrat pun akan tetap berada dalam KIM meski AHY tidak menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) KIM.
"Saya kira tidak ke sana ya [AHY harus cawapres. Kami lebih rasional lah," kata dia.
Sikap ini bertolak belakang dengan kabar yang beredar bahwa Partai Demokrat hengkang dari KPP usai Anies dan Partai Nasdem secara sepihak memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.
Khaeron juga mengklaim Partai Demokrat tetap mengusung visi perubahan meski bergabung dengan KIM. Dia mengatakan partainya kini tidak memasalahkan retorika Prabowo yang berulang kali mengatakan akan melanjutkan semua kebijakan dan pembangunan dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menurut dia, Partai Demokrat justru memberikan warna pada KIM. Visi perubahan Partai Demokrat bisa melengkapi Prabowo tentang sejumlah catatan dan evaluasi terhadap pemerintahan Jokowi selama 10 tahun.
"Sejak awal, pembicaraannya itu continuity and change. Meneruskan semua yang baik-baik. Menyempurnakan yang kurang baik. Bahkan, membuat sesuatu menjadi lebih baik," kata Khaeron.
Partai Demokrat disebut akan mengerahkan kekuatan partainya secara maksimal untuk memenangkan Prabowo dan Pemilu 2024. Ini terlihat dari keputusan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang akan turun langsung mengumpulkan dukungan.
"Itu sudah dinyatakan sendiri oleh pak SBY," tambah Khaeron.
(frg)