Pertamina, kata Fadjar, juga masih mengevaluasi pengembangan rencana eksplorasi tersebut. “Untuk saat ini masih dalam tahap evaluasi. Tim Sudah melakukan survei teknis, tetapi masih tahap awal,” katanya kepada Bloomberg Technoz, Rabu (20/9/2023).
Warim menjadi salah satu WK migas yang tengah menjadi sorotan akhir-akhirn ini lantaran ditengarai menyimpan kekayaan migas di cekungan besar yang konon berbatasan dengan wilayah Papua Nugini.
Berdasarkan kajian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi cadangan minyak di Blok Warim menembus 25,968 miliar barel. Adapun, potensi cadangan gasnya menyentuh 47,37 triliun kaki kubik gas atau trillion cubic feet (TCF) alias empat kali lipat dari Blok Masela di Tanimbar, Maluku yang tidak lebih dari 10,73 TCF.
Permasalahannya, blok tersebut bersinggungan dengan wilayah hutan lindung di Taman Nasional Lorentz. Dengan demikian, dibutuhkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk dapat mengeksploitasi cadangan migas di sana.
Bor ‘Miring’
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Pertamina akan memulai eksplorasi harta karun migas di Blok Warim dengan teknik ‘bor miring’.
Menurut Luhut, masalah irisan wilayah Blok Warim dengan kawasan hutan lindung areal Taman Nasional Lorentz sudah dibicarakan dengan KLHK. Walakin, dia tidak mendetailkan apakah KLHK telah memberikan restu untuk eksplorasi migas di blok tersebut.
“Oh iya, sudah dibicarakan,” ujarnya saat ditemui usai acara Marine Spatial Planning and Services Expo (MSPS) 2023, Selasa (19/9/2023).
Saat dimintai konfirmasi apakah Blok Warim sudah bisa dieksplorasi lebih lanjut, Luhut mengatakan Pertamina akan menindaklanjutinya. “Ya silakan itu bisa dimulai Pertamina. Sedang dimulai, di-followup oleh Pertamina,” tegasnya.
Untuk saat ini, jelas Luhut, eksplorasi Blok Warim baru akan dilakukan sendiri oleh Pertamina. Belum ada mitra lain yang ikut menggarap potensi di ladang migas tersebut. Terlebih, lokasinya masih menjadi problem lantaran bersinggungan dengan areal hutan lindung.
“Itu Pertamina masih sendiri. Warim itu memang ada sedikit masalah, karena itu hutan lindung, tetapi merekaa mau mengebor miring,” tutur Luhut.
Selain Warim, mengutip catatan ESDM, pemerintah akan fokus pada pengembangan WK migas di Buton, Warin, Aru, dan Timor yang berlokasi di bagian timur Indonesia untuk mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 BSCFD pada 2030.
Saat ini, Indonesia diketahui memiliki 70 WK migas yang belum dieksplorasi.
(ezr/wdh)