Meskipun permintaan global yang lemah menyebabkan penurunan ekspor, aktivitas ekonomi diperkirakan akan didukung oleh pemulihan pariwisata dan permintaan domestik yang kuat.
ADB mencatat tiga risiko utama terhadap prospek ekonomi di negara-negara Asia berkembang ini, yakni dampak dari pelemahan sektor properti China, gangguan pasokan akibat invasi Rusia ke Ukraina, dan pembatasan ekspor seiring risiko kekeringan dan banjir yang disebabkan oleh El Nino.
"Asia berkembang terus tumbuh kuat, dan tekanan inflasi berkurang," kata Kepala Ekonom ADB, Albert Park. "Beberapa bank sentral di wilayah ini telah mulai menurunkan suku bunga, yang akan membantu mendorong pertumbuhan."
Bank tersebut juga menurunkan perkiraan pertumbuhan India menjadi 6,3% dari sebelumnya 6,4%.
"Investasi di India tetap kuat dan akan terus mendorong pertumbuhan di sana," demikian laporan tersebut. "Permintaan domestik juga kuat di ekonomi lain di wilayah ini," demikian catatan tambahan.
Lembaga ini memproyeksikan inflasi di Asia dan Pasifik berkembang akan melambat menjadi 3,6% tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,2%. Inflasi untuk tahun depan diperkirakan sebesar 3,5%.
(bbn)