Mengakhiri satu dekade kekuasaannya tahun depan, Jokowi, 62 tahun, terlihat mengandalkan popularitasnya untuk mendukung seorang calon presiden yang akan melanjutkan kebijakan-kebijakannya dan mendukung warisannya. Hal ini akan memungkinkan mantan pengusaha mebel yang dulunya merupakan orang luar politik ini untuk tetap berpengaruh selama bertahun-tahun ke depan. Jokowi sendiri bahkan mungkin sedang membangun dinasti politiknya sendiri.
"Indonesia Emas" Jokowi - sebuah janji kampanye di tahun 2019 - akan muncul dari peta jalan ekonomi yang akan membawa PDB per kapita Indonesia menjadi US$25.000 dan menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan, pada 2045. Di tahun terakhir masa jabatannya, Jokowi tengah mencari insentif dari Amerika Serikat untuk transisi energi hijau sembari menyeimbangkan hubungan dengan mitra ekonomi terpentingnya, China.
Pemimpin yang mulai berkuasa pada tahun 2014 dengan janji untuk meningkatkan pertumbuhan PDB menjadi 7% ini telah berhasil menjaga ekspansi domestik tetap stabil di kisaran 5% di saat ekonomi global berada di ambang resesi. Jokowi mengatakan, selama masa jabatannya, lingkungan eksternal tidak mendukung dan infrastruktur lokal tidak memadai, dan itulah alasab dia meningkatkan pembangunan.
Target Pertumbuhan 7% Jokowi Akan Menjadi yang Tercepat dalam Tiga Dekade
Berbicara di depo kereta api berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara, Jokowi memuji dorongan infrastrukturnya: 16 bandara baru, 18 pelabuhan baru, 36 bendungan, dan lebih dari 2.000 kilometer jalan tol.
Rencana selanjutnya adalah sebuah ibu kota baru di hutan Kalimantan yang dibayangkan untuk menyebarkan pembangunan di luar pulau utama Indonesia, Jawa, yang menyumbang lebih dari separuh populasi dan hampir 60% PDB.
Pembangunan agresif yang dilakukan Jokowi telah memicu kritik, seperti pembengkakan anggaran dan penundaan. Pembangunan di ibu kota yang disebut Nusantara ini tidak berjalan secepat yang diperkirakan.
"Infrastruktur akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru," kata Jokowi. "Tapi tidak sekarang, mungkin dalam 10-15 tahun ke depan. Pilihannya adalah apakah membangun sekarang atau nanti. Saya memilih untuk membangun sekarang."
Penggantinya harus berani, berani dan tidak takut mengambil risiko, menurut Jokowi.
"Kita membutuhkan pemimpin yang berani membela kepentingan nasional Indonesia. Pemimpin yang menyatukan Indonesia, yang melayani rakyat, yang tahu makro dan mikro tetapi juga bisa bekerja secara detail," kata dia meski menolak untuk mengungkapkan keberpihakannya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan adalah para calon penggantinya, meskipun pendaftaran peserta pemilu baru akan dibuka bulan depan.
Putra bungsu presiden juga sempat mengungkapkan ambisi politiknya, yaitu ingin menjadi walikota pada pemilu 2024. Jokowi memiliki tiga anak dan salah satunya adalah walikota Solo. Menantunya memimpin Medan - salah satu kota terbesar di Indonesia.
Jokowi mengatakan bahwa ia ingin kembali ke kampung halamannya di Solo dan menjadi aktivis lingkungan hidup setelah menyelesaikan masa jabatannya yang kedua dan terakhir. "Saya ingin kembali ke keluarga saya.Itu rencananya, tapi terkadang rencana bisa berubah," kata dia.
Presiden mengakhiri wawancara dengan mengunjungi pabrik senjata milik negara, PT Pindad, sebelum makan siang bersama Prabowo, menteri pertahanan dan mantan saingannya yang juga mantan menantu diktator Soeharto. Keduanya memang sering terlihat bersama.
Berukut beberapa poin lainnya yang dikatakan Jokowi:
Indonesia masih dalam pembicaraan dengan Tesla Inc. mengenai potensi investasi dalam rantai pasokan kendaraan listrik di Indonesia
Indonesia sedang menjajaki investasi dari produsen kendaraan listrik lainnya, termasuk BYD Co. dan juga perusahaan Vietnam, Vinfast Auto Ltd.
Investor asing mungkin akan "menunggu hasil pemilu" sebelum mereka berkomitmen untuk berinvestasi di ibu kota baru.Investor swasta domestik akan memimpin dalam pengembangan Nusantara, dengan beberapa proyek seperti rumah sakit, hotel, dan universitas yang mulai dibangun bulan ini. "Jika investor domestik berani masuk, investor asing akan mengikuti," kata Jokowi.
Indonesia ingin bergabung dengan OECD karena hal ini akan "sangat menguntungkan" bagi kepentingan nasionalnya, sementara mempertimbangkan dengan hati-hati apakah akan bergabung dengan BRICS."Kami tidak ingin terburu-buru. Intinya, Indonesia siap bekerja sama dengan siapa pun selama ada saling menguntungkan dan saling menghormati," ujar presiden.
Indonesia akan mendorong hilirisasi mineral dan sumber daya alamnya, dengan menyusun daftar komoditas yang akan dihentikan ekspornya dalam bentuk mentah, termasuk tembaga, bauksit, timah, minyak kelapa sawit mentah, dan rumput laut.
--Dengan asistensi Faris Mokhtar, Norman Harsono dan Soraya Permatasari.
(bbn)