Logo Bloomberg Technoz

“Salah satu dampak yang paling jelas adalah harga minyak dapat menggagalkan tren disinflasi dan mencegah bank-bank sentral memangkas suku bunga sesegera mungkin, seperti yang diharapkan pasar,” jelas Michel Menigoz,  head of equity and balanced fund management Sanso Investment Solutions di Paris. 

Reaksi pasar tercermin lewat chat berikut:

Dolar berada dalam posisi kuat

Reli dolar AS tidak terhentikan, dengan dukungan dari raihan harga minyak yang juga berada di level tinggi. Energi mendorong perbedaan antara devisa importir dan eksportir minyak. 

“Hampir semua mata uang melemah terhadap dolar AS sebagai akibat dari guncangan pasokan minyak,” tulis Themistoklis Fiotakis, kepala riset valas dari Barclays. 

Performa dolar AS terhadap harga minyak dunia. (Dok: Bloomberg)

Lebih khusus dijelaskan, euro, yen Jepang, krona Swedia, dan mata uang negara-negara timur tengah lainnya rentan. Masih menurut Fiotakis, bahwa beberapa negara pengekspor minyak lainnya, seperti Brazil dan Kanada, berpeluang menghadapi badai yang lebih besar.

Saham-saham airlines

Berkebalikan, saham-saham maskapai penerbangan justru turun karena prospek laba mereka yang semakin gelap. Bahan bakar yang lebih mahal menekan keuntungan maskapai penerbangan.

Para investor kemudian menjual saham-saham perjalanan dan logistik. Indeks S&P Supercomposite Airlines yang berisi 10 maskapai penerbangan telah turun 20% sejak pertengahan Juli.

Performa harga saham maskapai penerbangan dan logistik terhadap harga minyak dunia. (Dok: Bloomberg)

Indeks ini jadi salah satu area yang paling terpukul di pasar saham dalam beberapa bulan terakhir. 

Perusahaan-perusahaan produsen minyak Eropa

Terdapat pola mengambil saham-saham energi ini karena valuasi kini terlihat murah, tentu dengan dukungan lonjakan harga minyak dalam beberapa waktu ke belakang.

Perusahaan-perusahaan energi Eropa berpeluang menghasilkan banyak uang. Untuk indeks FTSE 100 bluechip Inggris, saham-saham energi menjadi pendorong yang sangat besar. Meskipun sektor ini memiliki bobot sekitar 13% dalam indeks, namun menghasilkan 26% dari pendapatan atas patokan di tahun lalu. 

Performa turun harga saham-saham perusahaan minyak di Eropa, efek dari harga minyak dunia. (Dok: Bloomberg)

Saham-saham energi menjadi barang yang populer diperdagangkan di Wall Street, dengan pakar strategi Goldman dan JPMorgan Chase & Co. merekomendasikan posisi overweight. 

“Energi akan berjalan dengan baik selama beberapa bulan ke depan, dan memicu rotasi ke saham-saham minyak besar yang sebelumnya tertinggal,” kata Edmund Shing, chief investment officer at BNP Paribas Wealth Management.

“Ini waktunya untuk keluar dari sektor teknologi. Ambil contoh Nvidia, pergerakan pasca laporan keuangan menunjukkan bahwa semua orang yang ingin membeli telah membeli.”

Pasar Obligasi

Imbal hasil surat utang obligasi meninggi di kawasan Eropa, di tengah kenaikan harga minyak dunia. (Dok: Bloomberg)

Imbal hasil obligasi AS dan Eropa mulai naik. Sebagian karena para investor memperhitungkan fakta bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Di Jerman, wilayah yang khawatir bagaimana energi mahal akan merugikan mesin industri negara tersebut, pergerakannya sangat tajam.

Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun di sana telah melonjak menjadi 3,2%, dibandingkan dengan 2,9% pada awal Agustus. 

“Lonjakan harga minyak adalah pengingat yang tepat, bahwa volatilitas inflasi tidak akan hilang,” kata Dario Perkins, direktur pelaksana makro global TS Lombard.

-Dengan asistensi Sagarika Jaisinghani dan Julien Ponthus.

(bbn)

No more pages