Meski properti di negara bagian Florida mencapai nilai rekor, tapi prospek pasar perumahan AS secara keseluruhan cukup suram. Menurut para investor dalam survei 6-10 Februari, beberapa memperkirakan harga rumah turun lebih dari 10% dari puncaknya
Bagi warga Amerika yang terbiasa dengan harga rumah yang naik secara dominan, hal ini dapat merusak kepercayaan dan pengeluaran yang pada akhirnya merusak ekonomi secara lebih luas.
Harga rumah di AS belum mencatat penurunan yang signifikan dalam kira-kira dua dekade sejak krisis keuangan yang hebat.
Biaya pinjaman yang tinggi, hasil dari pertempuran panjang The Fed melawan inflasi, telah membuat pemilik rumah saat ini ragu-ragu. Renovasi sebelum menempatkan rumah di pasaran juga menjadi lebih mahal karena biaya tenaga kerja dan material yang tinggi.
Namun, tanda-tanda kepulihan ekonomi pun bermunculan.
Tercatat penjualan rumah yang tertunda secara tak terduga meningkat pada bulan Desember. Saham pengembang perumahan juga naik sekitar 50% sejak mencapai titik terendah pada bulan Juni, berkat kinerja yang lebih baik dari perkiraan, seperti D.R. Horton Inc. dan PulteGroup Inc.
Meski harga properti regional bervariasi di seluruh negeri, perang penawaran saat ini tengah berlangsung di pinggiran kota New York. Ini menunjukkan betapa rendahnya persediaan dapat membuat perumahan tetap mahal terlepas dari biaya pinjaman yang tinggi.
Doug Duncan, kepala ekonom raksasa hipotek Fannie Mae, dalam sebuah wawancara mengatakan saat ini masalah pasokan dan keterjangkauan belum terselesaikan.
“Itulah tema untuk tahun 2023: menunggu keterjangkauan.” Fannie Mae memperkirakan adanya penurunan harga rumah kumulatif sebesar 6,7% selama dua tahun ke depan dengan keterjangkauan yang diperpanjang secara tidak berkelanjutan.
Di kota-kota di utara Manhattan yang memiliki banyak sekolah unggulan, permintaan harga rumah naik lebih dari 10% dari tahun ke tahun. Meski demikian, ketika disurvei tentang pasar perumahan secara global, responden MLIV Pulse lebih condong pada Singapura.
Stabilitas dan infrastruktur negara kota singa itu memperkuat daya tariknya sebagai pusat keuangan Asia. Pemerintah di sana juga telah meluncurkan kebijakan untuk menarik orang berpenghasilan tinggi dan orang kaya yang mendorong harga rumah pribadi naik 8,6% tahun lalu.
(bbn)