Tidak hanya itu, dia mengatakan pemerintah juga memacu investasi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) di blok-blok migas. Terlebih, kapasitas penampungan karbon di Indonesia diklaim mencapai 400 gigaton.
Cara lainnya adalah dengan menambah lahan hutan bakau atau mangrove seluas 600.000 hektare (ha) untuk mencegah abrasi dan agar tujuan mencapai nol emisi karbon dapat direalisasikan sebelum 2060.
“Namun, kita tidak mau mengganggu pertumbuhan ekonomi. Emisi karbon kita baru 2,3 ton/kapita, masih di bawah baseline 4,5 ton/kapita. Ini harus kita selesaikan dahulu. Negara-negara maju itu sudah 15 ton/kapita emisinya. Jadi kita [sebenarnya] masih jauh dari baseline.”
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengingatkan ihwal risiko kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim, yang turut berdampak kepada pulau-pulau kecil di dunia.
“Oleh sebab itu yang di pesisir saya ajak para nelayan, pegiat lingkungan untuk menanam mangrove lagi di pesisir kita,” ujarnya di festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2023 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Senin (18/9/2023).
(wdh)