Logo Bloomberg Technoz

Konsensus pasar masih memperkirakan The Fed akan melanjutkan stance hawkish dan diprediksi menurunkan besaran siklus pemangkasan suku bunga acuan pada 2024 mendatang dari semula 100 bps menjadi 4,5%, lebih kecil menjadi 75 bps atau menuju 4,75%. 

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, karena The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pekan ini, pasar akan fokus pada apa yang disebut dengan ringkasan proyeksi ekonomi atau dikenal sebagai 'dot plot'.

"Menurut kami The Fed akan mengambil 'jeda hawkish' pekan ini, dan pasar berjangka akan memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga lain sebelum akhir tahun," kata Megan Horneman, Chief Investment Officer di Verdence Capital Advisors.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor masih menghindari risiko (Risk-Off) menjelang sejumlah keputusan suku bunga acuan oleh Bank Sentral minggu ini.

Pusat perhatian investor tertuju pada pertemuan kebijakan The Fed pada hari Rabu, di mana Federal Reserve diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25% - 5,5% untuk kedua kalinya. 

“Federal Reserve juga diyakini akan mempertahankan pandangannya yang keras (Hawkish) serta memberi sinyal bahwa suku bunga akan berada di tingkat yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Dengan demikian, fokus perhatian investor akan mengarah pada proyeksi terkini tentang ekonomi dan suku bunga yang dibuat oleh staf ahli di Federal Reserve,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dari regional, Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) juga akan melakukan pertemuan kebijakan pada hari Jumat dengan fokus perhatian investor tertuju pada potensi perubahan (Pivot) kebijakan dari rezim suku bunga negatif. Sebelumnya pada awal bulan ini, gubernur BOJ telah memberi sinyal mengenai potensi berakhirnya suku bunga negatif.

Agenda penting selanjutnya datang dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan menentukan kebijakan suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang digelar pada 21-22 September 2023.

Adapun hasil konsensus memperkirakan BI akan kembali mempertahankan bunga acuan BI7DRR pada level 5,75%.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,7% ke 6,936 disertai dengan munculnya volume penjualan.

“Selama IHSG belum mampu menembus area resistance di 7.020, maka posisi IHSG masih rawan terkoreksi untuk membentuk awalan wave c dari wave (ii). Adapun target koreksi wave c diperkirakan akan menuju ke 6.737-6.846,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (19/9/2023).

Herditya juga memberikan catatan, pada skenario terbaiknya, IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji kembali 7.072, di mana IHSG akan mengalami ekstensi ke rentang area 7.025-7.037. 

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, EXCL, KLBF, LSIP dan TBIG.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi rebound ke 6.950, dengan catatan jika IHSG berhasil bertahan di atas 6.930.

“IHSG masih bertahan pada kisaran neckline area di 6.930–6.950 di Senin (18/9). Secara teknikal, IHSG masih berada di kisaran MA-20 dengan Stochastic RSI yang mulai bergerak naik dari oversold are. Berdasarkan kondisi tersebut, IHSG masih menjaga peluang rebound ke 6.950 di Selasa (19/9),” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan dan dapat mencermati peluang rebound pada saham TLKM dan MAPI, peluang penguatan lanjutan pada saham AKRA dan ACES, sekaligus potensi buy on support/maintain buy pada saham BBCA dan BBNI.

(fad)

No more pages