Adi menambahkan peningkatan transaksi digital yang dilakukan oleh beberapa perusahaan atau UKM memicu adanya risiko peningkatan kejahatan siber. Kabar baiknya tercatat sekitar 53% perusahaan di Indonesia justru menyatakan kemanan siber menjadi topik yang kerap dibahas.
Bahkan sekitar 63% organisasi di Indonesia meningkatkn anggaran mereka untuk mengalokasikan kemanan siber pada tahun 2023. Salah satu pendorong peningkatan anggaran keamanan siber adalah digitalisasi.
Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Adi salah satu yang dilakukan adalah integrasi AI, dalam lingkup regional AI menjadi salah satu jenis tren teknologi yang paling banyak diadopsi.
Sekitar 70% organisasi di Indonesia mengadopsi AI, hal tersebut akan meningkat dalam beberapa tahun kedepan dengan diikuti oleh Distributed Ledger Technology (DLT) teknologi yang digunakan untuk membuat sistem keuangan terdistribusi yang mencakup blockchain, ledger dan smart contract sebagai teknologi yang digunakan oleh hampir separuh organisasi di Indonesia sebanyak 47%.
(yun)