Dengan menahan investasi selama tiga bulan dapat menghemat perusahaan sebanyak 3 miliar dolar AS (Rp45 triliun). Dana tersebut dapat dikerahkan untuk membayar utang atau meningkatkan tumpukan uang tunai, menurut sumber lainnya.
Hingga saat ini, rencana perusahaan masih ditinjau dan akan diselesaikan dalam beberapa minggu ke depan.
“Keterkaitan antara skala dan ekonomi dari bisnis Adani membuatnya relevan untuk dibahas terkait dampaknya ke perekonomian secara keseluruhan. Ini dapat berimbas pada siklus belanja modal India,” tulis analis Barclays Plc yang dipimpin oleh Avanti Save dalam laporan 10 Februari.
CFO perusahaan Jugeshinder Singh mengatakan kepada surat kabar lokal bulan lalu, adanya tuduhan Hindenburg tampaknya akan membuat Adani mengurangi pengeluaran modal. Singh menyampaikan kepada the Hindu Businessline pada 29 Januari lalu, jika penawaran umum lanjutan gagal, perusahaan akan menunda program pertumbuhan selama enam hingga sembilan bulan dan akan dilanjutkan nanti. Penjualan dibatalkan tiga hari setelahnya, di tengah tekanan dari investor.
Adani, pengusaha generasi pertama yang memulai dengan perusahaan perdagangan pertanian pada 1980-an itu dengan cepat membangun kerajaan bisnisnya, yang kini mencakup pelabuhan, bandara, tambang batu bara, pembangkit listrik, dan utilitas. Dalam beberapa tahun terakhir, Adani terjun ke energi hijau, semen, media, pusat data, dan real estat. Ia membawa pengaruh yang cukup besar dengan cara yang menakutkan bagi pengamat kredit.
Meredakan Kekhawatiran
Setelah krisis saham yang dipicu oleh Hindenburg, Adani dan perusahaannya berusaha untuk meredakan kekhawatiran investor dan pemberi pinjaman.
Pada 1 Februari, perusahaan unggulan Adani Enterprises Ltd. tiba-tiba membatalkan penawaran saham lanjutan senilai 2,5 miliar dolar AS (Rp38 triliun). Ini dilakukan karena sang taipan berusaha menghindari kerugian Marked-to-Market (MTM) bagi para investornya di tengah aksi jual saham. Beberapa hari kemudian, perusahaan membatalkan penjualan obligasi ritel.
Sejak itu, grup Adani berfokus untuk menghilangkan kekhawatiran tentang kesehatan keuangannya dan menopang sentimen.
Sewa Auditor 'Big Four'
Adani Group berencana untuk menyewa auditor 'Big Four' untuk melakukan audit umum, kata raksasa energi Prancis Total Energies SE dalam sebuah pernyataan awal bulan ini.
Konglomerat India itu juga telah menggandeng firma hubungan masyarakat Kekst CNC sebagai penasihat komunikasi globalnya.
Menurut Chakri Lokapriya, direktur pelaksana di TCG Asset Management, grup Adani memiliki sumber yang cukup untuk menurunkan leverage. Dia menambahkan bahwa perusahaan memiliki opsi untuk mendivestasi aset dan mengkonsolidasikan beberapa lainnya.
Upaya perusahaan untuk menenangkan para investor cukup membantu reli saham awal pekan lalu meski tantangan di depan masih tampak nyata.
(bbn)