Konsensus pasar masih memperkirakan the Fed akan melanjutkan stance hawkish dan diprediksi menurunkan besaran siklus pemangkasan bunga pada 2024 mendatang dari semula 100 bps menjadi 4,5%, lebih kecil menjadi 75 bps atau menuju 4,75%.
Sementara dari dalam negeri, perhatian pemodal juga akan tertuju pada MH Thamrin, markas Bank Indonesia, yang dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur BI pada 21-22 September ini.
Konsensus pasar sejauh ini masih memprediksi bank sentral akan mempertahankan bunga acuan BI7DRR di level 5,75%.
Sebelum dua event penting itu, pemodal di pasar domestik akan mendapati dua lelang instrumen pasar modal dilangsungkan yakni lelang Surat Utang Negara esok Selasa dan lelang Sertifikat Rupiah Bank Indonesia sehari setelahnya.
Risiko harga minyak
Harga minyak dunia terus mendesak naik dengan kontrak pengiriman minyak jenis Brent telah berada di atas US$ 94 per barel hari ini, level tertinggi sejak November tahun lalu. Sementara minyak jenis West Texas Intermediate juga telah meninggalkan zona US$ 80-an, kini sudah berada di di atas US$ 91 per barel.
Kenaikan harga minyak dikhawatirkan dapat memicu lagi tekanan inflasi global yang sejauh ini masih berusaha dijinakkan terutama di kawasan negara maju. Potensi inflasi bangkit lagi terpicu harga minyak semakin memberi bobot ekspsektasi hawkish the Fed, dan itu membuat pasar muram.
"Fokus akan mengarah pada pertemuan the Fed pekan ini, akan tetapi suplai minyak yang terus mengetat dan cadangan yang terlihat semakin tergerus kian menggarisbawahi skenario bullish untuk minyak," komentar Vandana Hari dari lembaga konsultan Vanda Insight, seperti dikutip dari Bloomberg News, Senin (18/9/2023).
(rui)