Sayangnya Evans tidak memberikan informasi rinci mengenai jadwal investasi dan mengatakan bahwa rencana tersebut adalah untuk "periode yang akan datang."
Trendyol mencapai valuasi sebesar US$16,5 miliar pada tahun 2021, mengumpulkan dana dari investor termasuk SoftBank Group, General Atlantic, Qatar Investment Authority, dan sovereign fund Abu Dhabi ADQ. Trendyol mengungkapkan bahwa Alibaba memiliki 76,1% saham dalam operator e-commerce tersebut.
Pada tahun 2021, Turki menggelar penyelidikan persaingan usaha terhadap Trendyol. Pada bulan Juli, Mahkamah Konstitusi (MK) Turki memutuskan untuk mempertahankan undang-undang yang memperkuat aturan terhadap perusahaan e-commerce, yang merupakan pukulan bagi perusahaan.
MK menyatakan bahwa undang-undang tersebut, yang membatasi pengeluaran iklan perusahaan dan penggunaan data pelanggan jika penjualan mereka melebihi ambang batas tertentu, sesuai dengan konstitusi.
Putusan ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan e-commerce yang lebih kecil dapat bersaing setelah pertumbuhan pasar sejak pandemi. Kemudian pada Juli, Dewan Persaingan Turki mengenakan denda kepada Trendyol sebesar 61,3 juta lira (Rp34,8 miliar).
Pengenaan denda didasari atas perusahaan ini menggunakan data vendor pihak ketiga untuk memberikan keuntungan yang tidak adil pada operasi ritelnya sendiri.
Total volume e-commerce di Turki meningkat 109% tahun lalu menjadi lebih dari 800 miliar lira, dengan hampir seperlima dari seluruh belanja dilakukan secara online, demikian menurut data Kementerian Perdagangan.
(bbn)