Logo Bloomberg Technoz

Saat ini, Freeport sendiri memiliki satu proyek smelter baru di Manyar, Gresik dengan kapasitas pengolahan untuk sekitar 1,7 juta ton konsentrat menjadi kurang lebih 600.000 ton katoda tembaga per tahun. Fasilitas itu sekaligus diklaim sebagai pabrik katoda tembaga terbesar di dunia.

“Kalau smelter Manyar sudah jadi pada Mei 2024, 60% konsentrat yang tadinya diekspor akan sepenuhnya dimurnikan di Manyar, sehingga serapannya menjadi 100%. Kalau nanti smelter baru ini selesai dan memproduksi 600.000 ton katoda tembaga, ya harapan kami adalah pasar dalam negerinya juga tumbuh supaya bisa dijual di dalam negeri. Kalau enggak ada pasarnya, ya terpaksa [produk katodanya] harus diekspor,” ujar Tony.

Harga bijih besi dan konsentrat tembaga anjlok gegara turunnya permintaan China./dok. Bloomberg

Mencari Industri Pengguna Katoda

Sampai saat ini, Tony mengatakan baru ada 2—3 perusahaan di dalam negeri yang terhitung siap menyerap produksi katoda tembaga buatan Freeport. Untuk itu, perusahaan berharap pemerintah mendatangkan lebih banyak investasi industri pengguna produk hilir tembaga agar serapan katoda di pasar dalam negeri makin maksimal.

“Sebenarnya potensi market dalam negeri besar, tetapi kan tembaga juga masih boleh diimpor. Terus kemudian masih ada scrap tembaga juga. Padahal, kalau smelter Manyar sudah jadi, PTFI akan menjadi produsen katoda tembaga paling tidak terbesar kelima di dunia,” lanjutnya.

Belum lagi jika proyek smelter milik Amman Minerals Group juga rampung. Tony memperkirakan produksi katoda tembaga gabungan dari Freeport dan Amman akan membuat Indonesia sebagai negara produsen produk hilir tembaga terbesar ketiga di dunia.

“Untuk itu, kami berharap investasi industri pengguna katoda tembaga juga bertumbuh supaya bisa mengonsumsi tembaga dari kami. Kalau tidak, ya terpaksa harus kami ekspor,” ujarnya.

Sekadar catatan, pembangunan smelter Manyar diperkirakan menelan biaya US$3 miliar, termasuk US$2,8 miliar untuk kontrak konstruksi (tidak termasuk kapitasi bunga, biaya pemilik, dan commissioning), serta US$0,2 miliar untuk investasi di pabrik desalinisasi. Per Agustus 2023, progresnya diklaim telah mencapai 78%. 

(wdh)

No more pages