Logo Bloomberg Technoz

Dalam lelang SRBI pekan lalu, tingkat imbal hasil yang dimenangkan untuk SRBI tenor 12 bulan mencapai 6,4%, sementara yield SUN 10 tahun berkisar 6,6%-6,7%. Sementara diskonto SPN dan SPN syariah, yang profilnya mirip SRBI, dalam lelang terakhir hanya di kisaran 4,91%-5,59%.

Siang ini, tingkat imbal hasil obligasi negara mayoritas melesat naik, mengindikasikan aksi jual masih marak di pasar SBN. Yield SUN 10 tahun bergerak ke 6,7%, sementara tenor 5 tahun ke level 6,36% dan 2 tahun di 6,35%.

Kepemilikan asing di SBN terus meluncur turun ke level terendah sejak Juni lalu. Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan terakhir, sampai 13 September posisi asing di SBN mencapai Rp837,51 triliun. Bank Indonesia mencatat, pemodal asing mencetak jual bersih SBN senilai Rp3,98 triliun, berdasarkan data setelmen 11-14 September lalu.

Faktor Harga Minyak

Selain tersedot tawaran imbal hasil yang lebih menarik dari instrumen moneter baru yang dilego oleh Bank Indonesia, aksi jual pemodal di pasar SBN juga dipicu oleh kecemasan yang melanda pasar global saat ini.

Harga minyak terus melesat sampai detik ini di mana kontrak minyak Brent sudah diperdagangkan di atas US$ 94 per barel, juga WTI yang bergerak makin tinggi di level US$ 91,23 per barel.

Kenaikan harga minyak memicu kecemasan akan terjadinya lonjakan inflasi lagi di tingkat global di tengah perjuangan banyak negara menjinakkan inflasi setahun terakhir.

Dalam konteks Indonesia, kenaikan harga minyak yang terus berlanjut bisa menaikkan risiko tekanan terhadap APBN dan transaksi berjalan sejurus dengan nilai impor migas yang terus melonjak.

Pemerintah sebelumnya telah memberikan kejelasan bahwa sampai akhir tahun harga BBM bersubsidi akan dipertahankan kendati harga minyak dunia saat ini sudah jauh di atas angka Asumsi Makro APBN 2023. Meski begitu, pemerintah mengakui kekhawatiran apabila harga minyak global terus melonjak.

Kekhawatiran terutama berpangkal dari potensi terjadinya peralihan konsumsi masyarakat dari BBM nonsubsidi -yang terus terkerek naik mengikuti harga minyak di pasar global, menyerbu BBM subsidi “Kemarin kan sudah lihat, [harga BBM] yang nonsubsidi kan sudah pada naik. Ini juga nanti akan mendorong [konsumen] memakai Pertalite.

Kami harapkan, kami imbau, supaya [masyarakat yang tidak berhak] jangan masuk [ikut menggunakan] sektor subsidi,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, akhir pekan lalu.

PT Pertamina (Persero) melapoorkanpenyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite diestimasikan mencapai 30,85 juta kiloliter (kl) pada tahun ini, di mana angka itu 10,9% di bawah kuota Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebanyak 32,56 juta kl.

Sementara perkiraan distribusi Pertalite tahun ini kemungkinan naik 5% dari realisasi tahun lalu sebesar 29,34 juta kiloliter. Angka itu sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan tahunan konsumsi Pertalite sebelum 2022 sebesar 7%.

(rui/aji)

No more pages