Tony Capaccio - Bloomberg News
Bloomberg, Dokumen resmi mengungkapkan bahwa kontribusi Amerika Serikat (AS) terhadap kemampuan militer dan senjata Taiwan meningkat menjadi US$480 juta (Rp 737,6 triliun) melalui kombinasi pemberian dana dan pengambilan dari inventaris AS.
Pada 11 September lalu, Departemen Luar Negeri AS menginformasikan kepada anggota parlemen bahwa jumlah Foreign Military Financing (FMF), atau pembiayaan militer asing, yang dapat digunakan oleh Taiwan untuk alat utama sistem senjata (alutsista) akan ditingkatkan sebesar US$55 juta.
Dana tersebut dialihkan dari dana yang seharusnya diberikan kepada Mesir. Adapun ini ditambah dengan US$80 juta lainnya dalam pembiayaan FMF yang telah diinformasikan kepada Kongres pada tanggal 31 Agustus.

Sebelumnya, AS hanya memperbolehkan mekanisme pembiayaan ini digunakan oleh sekutu-sekutu besar tertentu seperti Israel dan Mesir.
China telah lama mengeluhkan penjualan senjata oleh AS kepada Taiwan. Taiwan dianggap oleh China sebagai bagian dari provinsinya.
Pada bulan Juli lalu, Gedung Putih mengumumkan pengambilan pertama kali dari inventaris AS sebesar US$345 juta untuk Taiwan, meskipun rincian persisnya tidak diungkapkan.
Dokumen justifikasi Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa dana FMF dapat digunakan untuk membeli berbagai jenis alutsista, mulai dari sistem pertahanan udara dan pesisir, artileri roket, sistem pertahanan udara AS yang banyak digunakan yang disebut C-RAM, sistem anti-drone, hingga peralatan dan senjata kecil untuk para prajurit.
Disebut ‘sangat kecil’

Dana FMF telah disetujui untuk Taiwan dalam undang-undang kebijakan pertahanan tahun ini dan memungkinkan alokasi hingga US$2 miliar per tahun hingga tahun 2027.
Meskipun demikian, beberapa anggota parlemen AS masih tidak puas dengan jumlah yang diberikan.
"Keputusan pemerintahan Biden untuk memberikan US$55 juta dalam pembiayaan militer asing kepada Taiwan sangat kecil dibandingkan dengan kebutuhan pertahanan diri Taiwan yang besar dan kepentingan nasional AS yang jelas dalam mendukung Taipei," kata Senator Roger Wicker dari Mississippi, yang juga merupakan anggota Komite Layanan Bersenjata Senat.
Komite Layanan Bersenjata DPR AS akan mengadakan dengar pendapat pada tanggal 19 September mengenai kerja sama pertahanan dengan Taiwan, dengan saksi dari Pentagon dan Departemen Luar Negeri.
(bbn)