Logo Bloomberg Technoz

Freeport Soal Nasib Tembaga: Jadi Rebutan Dunia, Produksi Stagnan

Sultan Ibnu Affan
18 September 2023 12:10

Pertambangan tembaga di Cile./dok. Bloomberg
Pertambangan tembaga di Cile./dok. Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI)  memperkirakan tingginya permintaan produk hilir tembaga dalam beberapa tahun ke depan akan berbanding terbalik dengan suplai dan kapasitas produksi yang tersedia di tingkat global.

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan permintaan tembaga akan meroket mulai tahun depan, seiring dengan kian masifnya kebutuhan untuk komponen pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT), serta kendaraan listrik berikut baterainya.

“[Sebanyak] 65%—70% tembaga dunia itu digunakan untuk penghantar listrik, karena tembaga adalah logam terbaik untuk penghantar listrik. Dia juga lentur, bisa dibengkokkan. Sementara itu, dunia lagi berlomba untuk membuat [pembangkit] EBT, sehingga membutuhkan tembaga lebih banyak,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, belum lama ini.

Dia mencontohkan permintaan tembaga untuk pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) mencapai 1,5 ton per 1,5 megawatt (MW) kapasitas pembangkit tersebut. Adapun, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) membutuhkan 4—5 ton tembaga per MW-nya.

“Lalu, mobil listrik membutuhkan tembaga empat kali lebih banyak dari mobil konvensional. Dengan begitu, permintaan tembaga itu akan naik terus ke depannya. Beberapa analis memperkirakan terjadi kenaikan permintaan yang pesat untuk tembaga,” ujarnya.