Sementara itu, tumpukan kontrak derivatif yang terkait dengan saham, opsi indeks, dan kontrak berjangka berakhir pada hari Jumat. Hal ini mendorong para trader untuk memperpanjang posisi yang ada atau memulai posisi baru. Kali ini, hal tersebut bersamaan dengan penyeimbangan kembali indeks benchmark termasuk S&P 500, yang merupakan pemicu lain untuk lebih banyak transaksi saham.
Sementara itu, tidak ada perdagangan tunai Treasury pada jam perdagangan Asia pada Senin karena Jepang tutup karena hari libur. Kontrak berjangka Treasury sedikit berubah setelah imbal hasil (yield) naik pada Jumat, dengan tingkat suku bunga dua tahun yang sensitif terhadap perubahan suku bunga ditutup di atas 5%.
Dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang negara-negara anggota G-10, sementara dolar Australia dan yen diperdagangkan dalam kisaran sempit.
Di Asia, pengembang properti China yang mengalami kesulitan, Country Garden Holdings Co., menghadapi lebih banyak ujian pada hari Senin. Termasuk pemungutan suara mengenai perpanjangan pembayaran obligasi lokal selama tiga tahun. Sementara itu, serikat pekerja di fasilitas gas alam cair milik Chevron Corp. di Australia Barat melanjutkan pemogokan selama 24 jam untuk hari kedua. Hal ini memperpanjang ketidakpastian pasokan global bahan bakar tersebut.
'Ekspektasi Hawkish yang Cukup'
Ekspektasi inflasi AS turun ke level terendah dalam lebih dari dua tahun. Hal ini disebabkan oleh konsumen yang menjadi lebih optimis tentang prospek ekonomi, seperti yang ditunjukkan data pada hari Jumat. Aktivitas pabrik di negara bagian New York secara tak terduga berkembang berkat adanya pesanan baru.
Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News memperkirakan ekonomi AS yang tangguh akan mendorong Federal Reserve untuk mencatatkan satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini, dan mempertahankan tingkat suku bunga tertinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya pada tahun depan.
"The Fed akan cukup hawkish sehingga pasar tidak menganggap mereka telah selesai menaikkan suku bunga," kata Win Thin, Kepala Strategi Mata Uang Global di Brown Brothers Harriman & Co., mengacu pada keputusan kebijakan AS minggu ini.
Inflasi masih tinggi, ekonomi masih tumbuh di atas tren, dan pasar tenaga kerja masih sangat ketat. Sehingga, dia menambahkan, "sederhananya, kondisi saat ini memerlukan pengetatan lebih lanjut."
(bbn)