Bencana ini melanda negara yang sudah dilanda perang selama bertahun-tahun sejak pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan diktator Moammar Qaddafi. Pemerintahan yang saling bersaing di area timur dan barat mengatakan mereka akan bekerja sama untuk memberikan bantuan.
Puluhan negara kini telah menawarkan bantuan, termasuk mengirimkan tim penyelamat dan uang. Namun kekacauan yang terus terjadi menyebabkan negara anggota OPEC tersebut belum banyak melakukan investasi di bidang infrastruktur walaupun memiliki kekayaan minyak. Sementara perpecahan yang terus berlanjut akan mempersulit proses rekonstruksi.
Bencana Maroko
Ribuan kilometer ke barat, otoritas Maroko masih terjebak dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi setelah gempa bumi terkuat yang melanda negara tersebut dalam kurun waktu 120 tahun. Bencana ini telah menyebabkan hampir 3.000 orang tewas. Pejabat sedang berusaha mengumpulkan dana untuk membangun kembali rumah-rumah, dan dan bahkan seluruh desa di sekitar Pegunungan Atlas Tinggi, dekat Marrakech.
Bank Sentral telah membuka rekening untuk sumbangan, dan perusahaan-perusahaan serta pemerintah asing turut memberikan bantuan. Dilaporkan oleh Direktur Pelaksana Kristalina Georgieva kepada Reuters mengatakan IMF telah mencapai kesepakatan tingkat staf untuk memberikan pinjaman sebesar US$1,3 miliar kepada Maroko untuk meningkatkan ketahanannya terhadap bencana yang terkait dengan iklim.
Menurut sumber kepada Bloomberg, IMF dan Bank Dunia, yang seharusnya mengadakan pertemuan tahunan mereka di Marrakech bulan depan, akan menunggu hingga setidaknya hari Senin untuk memutuskan apakah akan melanjutkan acara tersebut. Pihak berwenang Maroko mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk mengadakan acara tersebut.
Sementara itu, pemerintah di bagian timur Libya telah berkomitmen untuk memberikan setidaknya 10 miliar dinar guna membantu Derna dan daerah-daerah lain yang terkena dampak banjir. Namun, tuntutan pertanggungjawaban sudah mulai meningkat, yang dapat menghambat tanda-tanda kesatuan baru antara dua pemerintah tersebut.
Pemerintah berbasis di Tripoli di barat memerintahkan wali kota Derna untuk dicopot, meskipun belum jelas apakah dia akan mengundurkan diri. Pekerjaannya berada di bagian timur yang berada di bawah pengaruh parlemen terpisah dan Khalifa Haftar, pemimpin Tentara Nasional Libya yang merupakan kekuatan militer terkuat di negara tersebut.
Jaksa umum mengatakan kepada wartawan di Derna bahwa penyelidikan yang melibatkan otoritas lokal dan nasional sedang berlangsung terkait tragedi ini. Segala penyalahgunaan dana yang dialokasikan untuk pemeliharaan dua bendungan yang runtuh akan dihukum.
Di sisi lain, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan konflik yang telah berlangsung selama satu dekade di Libya dapat menimbulkan bahaya lain. Mereka memperingatkan adanya risiko ranjau darat dan persenjataan lain yang mungkin terbawa oleh banjir.
(bbn)