Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara ditutup stagnan pada perdagangan akhir pekan lalu. Namun tren harga si batu hitam masih positif.

Pada jumat (15/9/2023), harga batu bara di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 160,5/ton. Tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya.

Selama sepekan, harga komoditas ini naik 2,72% secara point-to-point. Dalam sebulan terakhir, harga melesat 8,81%.

Ekonomi China yang mulai bangkit dari kelesuan ikut mendongkrak harga batu bara. Peningkatan aktivitas ekonomi diharapkan ikut menaikkan konsumsi batu bara.

Biro Statistik Nasional China (NBS) melaporkan produksi industri pada Agustus naik 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara penjualan ritel tumbuh 4,6% yoy.

Lalu investasi aset tetap pada 8 bulan pertama 2023 naik 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian tingkat pengangguran di perkotaan pada Agustus turun menjadi 5,2%.

“Sejumlah indikator utama terlihat membaik, ekonomi sudah mulai pulih. Namun kita juga harus melihat bahwa ketidakpastian masih tinggi, situasi eksternal masih belum stabil sementara permintaan domestik belum memadai,” sebut keterangan NBS.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, harga batu bara masih bullish. Terlihat dari nilai Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 66,04.

Angka RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Akan tetapi, kenaikan yang sudah tinggi membuat harga batu bara berisiko terpapar koreksi teknikal. Dalam jangka pendek, sepertinya itulah yang akan terjadi.

Target koreksi atau support terdekat ada di US$ 159,2/ons. Jika tertembus, maka ada kemungkinan turun lagi menuju US$ 158,69/ons.

Sedangkan target kenaikan atau resisten paling jauh adalah US$ 207,4/ons.

(aji)

No more pages