Logo Bloomberg Technoz

"Oleh karena itu memang banyak para pakar/strategis yang sudah keliru sepanjang tahun ini. Banyak yang harus mencocokkan lagi dengan target mereka agar semakin sesuai dengan pasar saham."

Gambaran target S&P 500 (Bloomberg)

Sementara banyak analis yang menghitung lagi prediksi pada 2023 dan paham bahwa perkiraan mereka salah tetapi tak benar-benar siap untuk posisi bullish. Sebagai contoh, Kabra yang menduga S&P 500 akan jatuh ke 3.800 pada pertengahan tahun. Hal ini disebut karena dipengaruhi oleh krisis belanja konsumen. Namun nyatanya indeksi ditutup pada 4.450.  

Tak hanya Kabra, strategis lainnya secara luas memprediksi penurunan indeks saham pada 2024 sekalipun ada tanda-tanda bahwa ekonomi AS bisa jadi terhindar dari resesi. Tingkat inflasi tampak mulai stabil dan tingkat penjualan ritel juga semakin kuat. Bahkan Bank Sentral diperkirakan akan menahan tingkat suku bunga pada pekan ini.

Bagi investor sendiri yang siap memasang uangnya, kondisi Wall Street menimbulkan dilema. Hal ini masih dibayangi bahwa upaya Bank Sentral menahan inflasi masih menjadi ancaman bagi ekonomi. Pada saat yang sama, pasar saham mengalami ancaman yang sama pada 2023 sekalipun perusahaan-perusahaan di AS menunjukkan perbaikan laba dan Bank Sentral juga tak menyatakan tanda inflasi. Namun sebagian pengamat market menilai bahwa kondisi tersebut masih bisa berubah.

Beda Tekanan

Sementara bagi Sarhan, dinamika ekuitas tak bisa dipungkiri terjadi karena mengait saham teknologi. Hal ini menyebabkan perbedaan dari apa yang diprediksi selama ini di market termasuk oleh para strategis yang mengelola uang klien mereka.

"Memang tekanan akan sangat berbeda bagi manajer keuangan," kata Sarhan. "Tak hanya harus benar memprediksi tapi juga harus bisa membaca market karena kalau tidak maka akan ditendang klien."

Di sisi lain, para strategis Wall Street mau tak mau dipaksa meningkatkan perkiraan mereka seiring dengan kenaikan saham pada tahun ini. Mereka di antaranya Savita Subramanian dari Bank of America Corp. kemudian  David Kostin dari Goldman Sachs Group Inc. lalu Scott Chronert dari Citigroup Inc. yang kemudian menaikkan prediksi mereka pada outlook 2023 dalam beberapa bulan terakhir.

"Hal ini dapat diperdebatkan tapi memang mereka menaikkan prediksinya terhadap pasar bukan berarti salah tapi mereka mencoba agar lebih dini," kata Senior Vice President Wealthspire Advisors Oliver Pursche.

"Mendapatkan pandangan dari orang yang berbeda karena itu bisa sangat berguna dibandingkan dengan cuma mendapat konfirmasi dari seseorang yang bias dan hanya punya pandangan yang sama soal hal ini," kata dia lagi soal perbedaan sikap para analis itu.

Pursche merasa optimitis perihal pasar saham dan kondisi ekonomi yang akan lebih baik dan terus meningkat apalagi Bank Sentral akan segera melonggarkan kebijakannya.

Risiko Tetap Ada

Namun sekalipun pasar diprediksi akan membaik tak berarti tanpa risiko sama sekali. Diketahui bahwa pejabat Bank Sentral memang akan menaikkan biaya pinjaman apabila ekonomi dan inflasi tak membaik. Belum lagi ada sinyal dari pasar obligasi yang tak memberikan peringatan selama ini. Hal ini yang kemudian dipertanyakan dan muncul di Wall Street adalah berapa lama lagi Bank Sentral akan menahan suku bunga tinggi. Para ekonom yang disurvei Bloomberg mengharapkan agar suku bunga di angka 5,25% hingga 5,5% yang akan diputuskan pada 19-20 September.

Secara historis, penentuan waktu kapan Bank Sentral akan menaikkan suku bunga menjadi penting bagi para investor karena membuat mereka mendapatkan keuntungan lebih besar bahkan hingga dua digit. Sementara itu kondisinya akan berbalik suram jika tak ada kepastian waktu sebelum kenaikan suku bunga dilanjutkan.

Memang ada tanda-tanda bahwa para investor masih memiliki uang yang akan ditaruh di saham. Berdasarkan data dari Deutsche Bank AG, pada Juli memang ada tekanan bagi para investor namun kini sudah mendekati netral.

Data Deutsche Bank (Deutsche Bank Asset Allocation)

Oleh karena itu kelihatannya akan lebih banyak lagi uang yang masuk ke ekuitas bahkan terlihat aliran yang paling besar dalam 18 bulan terakhir. Hal ini menunjukkan kepercayaan bahwa ekonomi akan soft landing, disebut oleh Bank of America.

"Tak ada yang menyangka reli memang akan secepat ini," kata Chief Investment Officer Homrich Berg Stephanie Lang yang sebelumnya cukup pesimistis dengan ekuitas tahun ini.

"Namun yang perlu dicatat adalah bilamana sebagian besar strategis berbalik arah namun kemudian ekonomi melemah malah makin terasa, ini yang dikhawatirkan."

--dengan asistensi Lu Wang.

(bbn)

No more pages