"Bisa saja untuk perpindahan rekening. Jadi, pemegang saham yang sama memindahkan sahamnya dari satu rekening saham ke rekening lainnya," jelas Alfred, Sabtu (16/9/2023).
Atau, menurut Alfred, bisa saja transaksi di pasar negosiasi adalah transaksi yang sudah disepakati sebelumnya antara dua pihak. Keduanya juga telah menyepakati harga transkasi berbeda dengan harga yang sedang ditransaksikan di pasar reguler.
Kesepekatan keduanya juga terkait proses pemindahan yang lebih cepat dibanding di pasar reguler.
"Jadi terkait transaksi saham FREN di pasar negosiasi bisa saja transaksi perpindahan saham atau ada transaksi yang sudah disepakati sebelumnya dimana proses pemindahannya di lakukan di pasar negosiasi," jelas Alfred.
Isu Merger
Transaksi crossing saham terjadi saat masih hangatnya isu merger antara FREN dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Isu semakin kuat usai keduanya melakukan pertemuan bersama pihak Kementerian Komunikasi dan Informasi (Menkominfo).
Informasi pertemuan itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Informasi & Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kominfo, Usman Kasong. Ia membenarkan jika sudah ada pertemuan antara pihak XL Axiata dan Smartfren dengan Menkominfo Budi Arie Setiadi.
"Sudah ada pembicaraan mengenai merger. Mereka masing-masing sudah bicara dengan Menkominfo. Yang saya tahu, pihak Smartfren sudah ketemu dengan menkominfo, pihak satunya lagi juga sudah," kata Usman belum lama ini.
Usman mengatkan, kedua pihak FREN dan EXCL tersebut terkait dengan rencana merger. Selain itu, mergernya kedua perusahaan juga disebut ditujukan untuk menghindari monopoli pasar, agar industri persaingan pasar telekomunikasi menjadi lebih sehat.
Belum lama ini, Menteri Kominfo (Menkominfo) Budi Arie Setiadi kembali mengkonfirmasi kabar tersebut. Ia telah melakukan pertemuan bersama pihak Smartfren dan XL Axiata.
Menurutnya, rencana merger keduanya tetap berdasarkan bussiness to bussines (B2B), yang ditujukan untuk efisiensi persaingan pasar telekomunikasi di dalam negeri.
"Ini, kan, B2B, biar saja. Prinsipnya dukung efisiensi. Gini loh, kalo industri telekomunikasi, kan, masih sehat, ekosistem masih solid. Saya pikir merger Smartfren dan XL akan lebih positif buat industri," ujarnya ditemui di sela International Smart City Conference 2023 di Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Budi menilai, jika keduanya resmi merger akan memicu harga yang kompetitif dan diharapkan timbul persaingan lebih sehat ke depan. Untuk mendukung merger keduanya, lanjut Budi, pihaknya bakal mendukung dari sisi kebijakannya.
Secara terpisah, petinggi Sinar Mas Group sebelumnya juga sempat berkomentar terkait isu merger keduanya. Ialah Franky Oesman Widjaja alias Franky Widjaja yang buka suara soal isu yang kembali menghangat tersebut.
Franky Widjaja, yang juga merupakan anak dari pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, tak menampik adanya rencana itu. Ia justru berharap aksi korporasi itu bisa terwujud.
"Insya Allah. Kita berdoa supaya yang terbaik,” kata Franky usai diskusi kegiatan Indonesia Sustainability Forum di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
(mfd/dhf)