Indosat dalam keterangan tertulisnya mengatakan kinerja 2022 didukung oleh kemampuan perluasan basis pelanggan. Perseroan tercatat menghasilkan pertumbuhan trafik data sebesar 91,8% secara tahunan.
"Selain itu, cakupan jaringan perusahaan juga meningkat seiring peningkatan jumlah BTS 4G yang mencapai 137 ribu, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi," terang perseroan dalam laporan kepada otoritas bursa, Senin (13/2/2023).
Namun, Indosat tidak mampu menahan laju beban pendapatannya hingga mempengaruhi pencapaian laba. Beban penyelenggaraan jasa, yang berkontribusi paling tinggi, mengalami kenaikan dari Rp 13,58 triliun menjadi Rp 21,14 triliun. Kenaikan beban pendapatan juga terjadi pada pos penyusutan, pemasaran, dan rugi selisih kurs.
Alhasil beban pendapatan akumulatif mencapai Rp 36,16 triliun. Padahal periode sebelumnya hanya mencatatkan Rp 21,03 triliun. Laba kotor pun langsung drop dari Rp 7,5 triliun menjadi Rp 6,53 triliun hingga Desember 2022.
Sepanjang tahun Indosat menyelesaikan aksi penggabungan usaha. Kinerja operasional Indosat juga sukup baik. Kedua hal ini menjadikan ISAT mencatatkanEarning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) naik 40,2% menjadi Rp 19,47 triliun. naik 40,2% secara tahunan.
Jumlah pelanggan ISAT juga mencatatkan peningkatan 62,5% menjadi 102,2 juta dengan raihan trafik data sebesar 12,8 juta TB, dari kinerja periode sebelumnya sebesar 6,7 juta TB. Namun Average Revenue per User (ARPU) turun dari Rp 34,4 ribu di 2021 menjadi Rp 33,9 ribu.
"Fokus utama perusahaan di tahun 2022 adalah proses integrasi pasca penggabungan usaha guna memaksimalkan sinergi dalam hal biaya dan capex (capital expenditure), beriringan dengan mendapatkan berbagai peluang dalam meningkatkan kinerja pendapatan," kata perseroan.
(fad/wep)