Logo Bloomberg Technoz

Di kawasan industri hijau tersebut, ADMR melalui anak usahanya yang lain —yakni PT Kalimantan Aluminium Industry— merancang smelter aluminium seluas 580 ha.

Di sisi lain, anak usaha AMR yang lain lagi —PT Kaltara Power Indonesia— juga bersiap membangun PLTU, sebagaimana disampaikan dalam pengumuman besaran 33 belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2023.

Kenaikan kapasitas PLTU berbasis batu bara di Indonesia dalam 1 dekade terakhir. (Sumber: Bloomberg)

Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai bahwa proyek tersebut berisiko membawa kerugian ekonomi sekitar Rp4 triliun per tahun. Hal itu diungkap Celios melalui risetnya yang bertajuk Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara Tercemar PLTU Batubara: Dampak Ekonomi, Konflik Kepentingan, dan Ancaman Lingkungan Hidup, yang dipublikasikan Kamis (14/9/2023).

Ekonom dan Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan, selain kerugian agregat secara langsung maupun tak langsung terhadap perekonomian, proyek PLTU batu bara di kawasan industri hijau yang berlokasi di Tanah Kuning-Mangkupadi di Kabupaten Bulungan, Kaltara itu akan menggerus pendapatan masyarakat dari sektor kemaritiman.

“Hasil kalkulasi dengan metode IRIO menyebut adanya dampak negatif pembangunan PLTU batu bara bagi output perekonomian sebesar Rp3,93 triliun, pendapatan masyarakat secara agregat diproyeksi menurun Rp3,68 triliun, dan kerugian spesifik di sektor perikanan senilai Rp51,5 miliar,” papar Bhima.

Menurutnya, kerugian tersebut tidak hanya berasal dari dampak kerusakan lingkungan, tetapi juga kesulitan nelayan mencari ikan, hingga sektor pertanian yang terimbas pertambangan batu bara untuk mensuplai PLTU.

Selain itu, proyek yang dirancang seluas 30.000 hektare (Ha) itu juga bakal menghilangkan 66.000 pekerja dari berbagai sektor.

Gedung Perkantoran Adaro (Sumber Website Perusahaan)


Sanggahan Adaro

Di sisi lain, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) membantah klaim riset tersebut. Head of Corporate Communication Adaro Energy Febrianti Nadira menjelaskan PLTU yang tengah menjadi sorotan tersebut justru akan dibangun dengan cepat sehingga perseroan tidak kehilangan peluang untuk berpartisipasi dalam program penghiliran dan pengembangan ekonomi hijau di Tanah Air.

Dia menjelaskan proyek utama Adaro di KIHI sebenarnya adalah smelter aluminium, yang diharapkan membantu negara mengurangi impor aluminium, meningkatkan devisa dan penerimaan pajak, sekaligus berkontribusi menciptakan lapangan pekerjaan.

“Untuk dapat segera mewujudkan hal tersebut, maka smelter aluminium Adaro akan dibangun dalam tiga fase, dengan target kapasitas mencapai 1,5 juta ton,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Jumat (15/9/2023).

Febrianti mengatakan, smelter aluminium tersebut juga bakal dibangun melalui tiga fase, dengan masing-masing kapasitas sebesar 500.000 ton.

(ibn/wdh)

No more pages