Saham GOTO telah anjlok sekitar 74% sejak puncaknya di bulan Juni, membuat para investor kecewa setelah terdaftar dengan banyak kehebohan di bulan April. Banyak trader masih khawatir dengan valuasi yang tinggi meskipun basis pasarnya lebih kecil daripada rekan-rekannya seperti Grab Holdings Ltd. dan Sea Ltd. — mengingat fokusnya di Indonesia — serta prospek profitabilitasnya yang lemah.
Hal tersebut juga menimbulkan kekhawatiran terhadap tingginya valuasi GoTo meskipun memiliki market base yang lebih kecil dibandingkan para kompetitornya yaitu Grab Holdings Ltd dan Sea Ltd, terutama dengan fokus ke pasar Indonesia dan prospek keuntungan yang lema.
Tahun ini, saham GoTo diperdagangkan dengan rasio enterprise value-to-revenue (EV/R) sebesar 4,3. Sementara, perusahaan sejenis memiliki rasio EV/R sebesar 3,5.
Situasi masih sama dimana persaingan ketat yang meningkat serta ketiadaan pemimpin pasar yang jelas masih akan membuat aksi bakar uang akan terjadi pada GoTo hingga 2025, tambah mereka. Morgan Stanley memangkas targa harga GOTO 41% menjadi Rp 110/unit.
Pada bulan Desember, UBS AG dan BNI Securities menaikkan peringkat GOTO karena valuasi menjadi menarik setelah premi perusahaan Indonesia dibandingkan perusahaan sejenis yang makin ketat. Perusahaan telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi kekhawatiran pasar tentang persaingan dan perlambatan ekonomi global, termasuk memangkas tenaga kerja dan menjual aset.
Pada 17 Januari 2023 CGS CIMB Sekuritas Indonesia juga meningkatkan prospek GOTO dengan target harga Rp 115/unit. Pada risetnya juga terdapat penyesuaian pertumbuhan angka pendapatan FY22F/23F/24F yang bertumbuh sebesar +33%/+24%/+25%. Berdasarkan riset fundamentalnya yang mendukung, CGS CIMB mempertahankan peringkat Hold pada saham GOTO.
(tar/hps)