Atas kejadian dan pemberitaan tersebut, saham NETV direspons negatif oleh investor pasar modal.
Harga saham NETV pada penutupan perdagangan Jumat (15/9/2023) mengalami pelemahan 5 poin (4,95%) ke posisi Rp96/saham dibandingkan perdagangan hari kemarin. Di mana sempat menyentuh level terendah pada harga Rp93/saham.
Kontraksi tersebut juga sejalan dengan laporan keuangan Perusahaan, adapun pada semester I-2023 NETV mencatat rugi bersih mencapai Rp146,4 miliar. Kinerja keuangan perusahaan ini semakin anjlok dibandingkan sebelum-sebelumnya, imbas peningkatan beban pada seluruh segmen.
Lantas, bagaimana kabar dan fundamental emiten pertelevisian lainnya di Bursa Efek Indonesia?
Emiten PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang bergerak di bidang penyiaran saluran televisi (Free to Air/FTA) melalui anak perusahaannya, PT Surya Citra Televisi dan PT Indosiar Visual Mandiri yang masing-masing mengelola saluran televisi SCTV dan Indosiar, juga mengalami hal serupa.
Saham SCMA juga tengah terseok-seok sepanjang 2023. Tercermin dari pergerakan harga sahamnya yang secara Year to Date (YtD) melemah mencapai 24%.
Senada dengan laju saham yang ada di zona merah, SCMA juga mencatatkan fundamental yang menurun. Tercatat laba bersih SCMA tersisa Rp69,3 miliar pada semester I-2023, anjlok hingga 88% dari sebelumnya mencapai Rp616,4 miliar.
Laba bersih saluran SCTV dan Indosiar tersebut merupakan efek penurunan pendapatan menjadi hanya Rp3,03 triliun. Secara lebih detail, pendapatan segmen iklan tersisa Rp3,1 triliun, kemudian segmen pendapatan lain-lain sebesar Rp461,4 miliar.
Emiten televisi lainnya juga mengalami hal yang sama, yaitu saluran PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), tercermin dari turunnya harga saham hingga 29% secara YtD.
Emiten grup MNC ini sepanjang semester I-2023 mencetak penurunan laba bersih mencapai 38% menjadi hanya Rp746,1 miliar. Imbas terkontraksinya jumlah pendapatan, dengan tercatat Rp4,4 triliun, drop 15% secara tahunan.
Pendapatan MNCN pada semester I-2023 dari segmentasi iklan turun 18% tersisa Rp3,8 triliun. Kemudian pendapatan dari konten dan IP hanya Rp727 miliar, yang juga turun 13%.
Senada, pergerakan saham yang negatif dan stagnan juga terjadi pada PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) juga tengah tertidur di level Rp50/saham. Adapun secara kinerjanya juga mengalami kelesuan, pendapatan emiten induk dari TVOne jeblok 32% menjadi Rp619,2 miliar. Alhasil VIVA mencetak rugi bersih sejumlah Rp504,9 miliar.
Lesu dan turunnya kinerja fundamental keuangan juga terjadi pada emiten pertelevisian lainnya, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) yaitu saluran ANTV. Di mana MDIA mencatatkan pendapatan yang anjlok hingga 38% menjadi Rp424 miliar, dengan menghasilkan kinerja laba bersih yang terus menciut mencapai 43% menjadi Rp42,2 miliar.
(fad/aji)