Logo Bloomberg Technoz

Sementara tenor 9 bulan, dimenangkan sebesar Rp2,65 triliun dengan rata-rata imbal hasil di 6,39%. Disusul tenor 6 bulan dengan rata-rata tertimbang penawaran 6,29% dan nominal dimenangkan sebesar Rp6,78 triliun.

Rata-rata imbal hasil yang dimenangkan dalam lelang perdana SRBI hari ini relatif lebih rendah ketimbang prediksi para analis yaitu di kisaran 6,35%-6,55%. 

Yield SRBI yang dimenangkan juga masih di bawah benchmark yaitu JIBOR 1 bulan sebesar 6,4% dan yield SUN 10 tahun yang hari ini terpantau melejit di kisaran 6,68%.

Sokongan untuk rupiah

SRBI menjadi amunisi terbaru Bank Indonesia dalam menyokong nilai tukar rupiah. Penerbitan SRBI dimaksudkan untuk menarik lebih banyak dana asing masuk ke pasar keuangan domestik dengan masih lowongnya tenor pendek sejenis T-Bills di pasar surat berharga RI.

Mengacu pada tenor dan sistem diskontonya, SRBI mirip dengan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan US Treasury bills alias T-Bills. Di Indonesia instrumen ini relatif masih sangat kecil.

Sejauh ini nilai atau market size SPN cuma 0,65% dari total Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah. Sedangkan bila memperhitungkan total SBN baik dalam rupiah ataupun valas, proporsi SPN hanya setara 0,5% dengan market size Rp35,9 triliun.

Bandingkan dengan Amerika yang memiliki nilai pasar T-Bills mencapai 19% dari total surat utang yang mereka terbitkan sebesar US$ 4,8 triliun.

Analis memperkirakan, SRBI bisa mengisi kekurangan suplai SBN tenor pendek itu secara bertahap dengan potensi nilai mencapai Rp500 triliun. 

"Estimasi nilai itu berdasarkan ketersediaan Reverse Repo SUN di pasar di mana sejak awal pandemi, BI menambah jumlah Reverse Repo SUN dari Rp200 triliun menjadi lebih dari Rp500 triliun," jelas Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas.

(rui)

No more pages