Sebagai informasi, berdasarkan peraturan Bursa No. I-A tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat, serta berdasarkan ekuitas yang dimiliki oleh menyebutkan bahwa jumlah saham free float setelah penawaran umum paling sedikit 10% dari jumlah saham yang akan dicatatkan di bursa, bagi calon perusahaan tercatat yang memiliki nilai ekuitas sebelum Penawaran Umum lebih dari Rp2 triliun.
Selain berdasarkan peraturan itu, diatur juga bahwa kriteria saham free float adalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham kurang dari 5% dari seluruh saham tercatat.
Kemudian, ada definisi lain saham free float. Di antaranya adalah, saham yang bukan dimiliki oleh pengendali dan afiliasi dari pengendali, bukan dimiliki oleh anggota dewan komisaris atau anggota direksi dan bukan saham yang telah dibeli kembali oleh perusahaan.
Rincian IPO
Dalam prospektus ringkas, Jumat (15/9/2023), Barito Renewables Energy melepas sebanyak-banyaknya 4,5 miliar saham atau setara 3,35% dari modal disetor dan ditempatkan setelah IPO.
Perusahaan menawarkan harga antara Rp670/saham hingga Rp780/saham. Sehingga, Barito Renewables Energy berpotensi meraup dana segar hingga Rp3,51 triliun.
Perusahaan akan menggunakan sebanyak-banyaknya US$158,59 juta dana hasil IPO untuk melunasi utang kepada Bangkok Bank. Sisanya akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energy Oil Gas Pte. Ltd..
Barito Renewables Energy merupakan anak usaha dari PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Perusahaan ini akan menjadi perusahaan induk bagi semua Grup Barito di sektor EBT.
Berikut jadwal IPO perusahaan.
- Masa penawaran awal: 18 – 25 September 2023
- Tanggal efektif: 27 September 2023
- Masa penawaran umum perdana saham: 2 – 4 Oktober 2023
- Tanggal penjatahan: 4 Oktober 2023
- Tanggal distribusi saham secara elektronik: 5 Oktober 2023
- Listing di Bursa Efek Indonesia: 6 Oktober 2023.
(mfd/dhf)