Impor beras global telah melesat dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir, dan telah meningkat 4% sejak krisis harga beras 2008 pecah. "Hal ini menunjukkan bahwa disrupsi atau gangguan di satu perekonomian bisa membawa dampak rambatan lebih banyak dibanding waktu yang lalu," katanya.
Hujan yang tak menentu dan kekeringan di banyak belahan dunia telah menghambat panen, mengurangi pasokan dan menaikkan biaya. Salah satu eksportir beras yaitu India telah melakukan pembatasan penjualan untuk menjaga pergerakan harga beras lokal, dan itu semakin memperketat pasokan beras di level global.
Malaysia dan Filipina adalah dua negara Asia yang paling bergantung pada impor beras diikuti oleh Korea dan Taiwan, menurut catatan Neumann. Negara lain pengonsumsi beras seperti Indonesia juga terkena dampak. Hong Kong dan Singapura juga mengimpor seluruh kebutuhan beras mereka, akan tetapi dengan kekuatan daya beli, dua negara itu dengan mudah bisa mengamankan pasokan.
"Bisa makan kari dengan santai," demikian kesimpulan Neumann.
(bbn)