Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Indonesia periode Agustus 2023. Menurut negara, terjadi perubahan struktur produk ekspor Tanah Air.
Pada Jumat (15/9/2023), Plt Kepala BPS Amalia Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan nilai ekspor Agustus tercatat US$ 22 miliar. Turun 21,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Kontraksi 21,21% yoy menjadi pencapaian terendah sejak Mei 2020. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan ekspor turun 22,6% yoy.
China dan Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Namun kini ada perubahan, produk yang dijual Indonesia ke negara-negara tersebut mengalami pergeseran.

"Dalam periode 2018 hingga Agustus 2023 ini, komoditas bahan bakar mineral dalam HS 27 yang mendominasi ekspor Indonesia ke Tiongkok telah digeser komoditas besi dan baja, terutama dalam 2 tahun terakhir. Seiring dengan hilirisasi dan pembangunan smelter pengolahan bijih nikel pada 2022, komoditas nikel dan barang daripadanya masuk ke dalam 5 besar komoditas diekspor Tiongkok. Proporsi bijih logam dan abu menurun dan tidak lagi masuk ke 5 besar," papar Winny, sapaan akrab Amalia, dalam konferensi pers di kantornya.
Untuk AS, lanjut Winny, biasanya komoditas yang konsisten masuk 5 besar adalah pakaian dan aksesoris (HS 61) dan pakaian bukan rajutan (HS 62). Namun kini ada sedikit perubahan.
"Komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS 85 masuk 5 besar komoditas non-migas utama yang diekspor Indonesia ke pasar AS," sambungnya.
(aji)