"Saya bilang waktu itu di China ada aturan kebijkan di platform digital tidak boleh monopoli karena itu di sana dipisahkan media sosial dengan dagangnya. Karena saat itu salah pemberitaan, seolah–olah ngomong TikTok salah, dan lari kemana- mana. Jadi saya mengibaratakan China, kan bagus, " tuturnya. 

Teten menuturkan Indonesia harus bisa berkaca dari China yang memiliki eknomi digital yang 90% dikuasai oleh pasar domesti dan 10% asing. 

"Ingat 97% lapangan kerja di UMKM, sehingga jika produksi kita hancur dan lumpuh maka pengangguran meningkat dan daya beli akan turun dan pasar akan lesu," tambahnya. 

(yun/ain)