Bloomberg Technoz, Jakarta - Memasuki pertengahan September 2023, dinamika bongkar pasang cawapres kembali menguat. Diketahui baru satu bakal capres yakni Anies Baswedan yang sudah mendeklarasikan bakal cawapresnya yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Sejurus usai Anies-Muhaimin mengumumkan akronim menjadi pasangan Amin, keduanya langsung bergerak menyosialisasikan diri dari daerah ke daerah dan komunitas ke komunitas.
Sementara PDIP dan PPP yang sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres juga langsung tancap gas memantapkan pembahasan cawapres. Beberapa kali sudah partai koalisi pendukung Ganjar bertemu bulan ini untuk mematangkan pembahasan soal cawapres. Figur-figur yang beredar dan dipertimbangkan tak berbeda sebagaimana pernah disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto antara lain Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Mahfud MD, Tuan Guru Bajang, Mahfud MD.
Namun dua nama yakni Ridwan Kamil dan Mahfud MD memang belakangan menjadi pusat perhatian lantaran belum lama ini bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. PDIP sendiri mengatakan bahwa pertemuan Megawati dengan Ridwan Kamil tidak sekadar soal bahas cawapres melainkan juga soal Monumen Soekarno yang sedang dibangun di Bandung dan groundbreaking-nya dilakukan pada masa Ridwan Kamil 'Kang Emil' Gubernur Jabar sebelum lengser baru-baru ini.
Tak berbeda dengan koalisi lain, bakal capres Prabowo Subianto tak lama lagi akan mengumumkan cawapres. Prabowo masih ditengarai kuat masih menjadikan Menteri BUMN Erick Thohir menjadi cawapres prioritas. Apalagi PAN sebagai salah satu partai politik anggota Kolisi Indonesia Maju terus mendorong agar Erick yang dianggap punya kedekatan dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan akan bisa membantu mengerek elektoral kalangan nahdliyin. Hanya belum lama ini, Prabowo juga bertemu dengan Yenny Wahid, putri kandung Gus Dur yang walaupun sesama kalangan NU, punya kubu politik yang tak sama dengan Muhaimin Iskandar.
Membaca arah kecenderungan politik pilpres, lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang merilis hasil survei yang dilakukan melalui telepon pada 5-8 September 2023. Dalam survei ini, SMRC sudah langsung memasangkan simulasi pasangan capres-cawapres bertolak dari deklarasi pasangan Amin.
SMRC menyimulasikan tiga pasang yaitu Anies-Muhaimin, Ganjar-Ridwan Kamil dan Prabowo-Erick Thohir. Hasil surveinya bahwa dari persepsi responden didapatkan hasil Ganjar-Ridwan Kamil 35,4%, Prabowo-Erick 31,7% dan Anies-Muhaimin 16,4%. Sementara 16,4% responden menjawab belum tahu.
Pendiri SMRC Saiful Mujani dalam kanal YouTube dan juga rilis yang dikirimkan lembaga survei itu pada Kamis (14/9/2023) mengatakan, simulasi hanya untuk melihat bagaimana reaksi publik pada pasangan Anies-Muhaimin setelah dideklarasikan. Ganjar sendiri belum memutuskan akan berpasangan dengan siapa. Namun karena merujuk pada pemberitaan beredar, salah satu yang potensial adalah Ridwan Kamil dan sudah bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Sementara untuk Prabowo, salah satu tokoh yang potensial menjadi pasangannya adalah Erick Thohir karena selalu didorong PAN.
“Tentu saja pasangan Ganjar maupun Prabowo bisa berubah, tapi setidaknya pasangan Anies-Muhaimin kemungkinan relatif stabil,” kata Saiful Mujani.

SMRC juga menyampaikan bahwa surveinya menunjukkan bagaimana dukungan pada pasangan ini dilihat dari pilihan pada partai politik. Survei ini menunjukkan sebagai berikut:
1. Mayoritas pemilih NasDem yakni 54% memilih Anies-Muhaimin, 15% memilih Ganjar-Ridwan, dan 31% Prabowo-Erick
2. Pemilih PKS juga dominan memilih Anies-Muhaimin 69%, memilih Ganjar-Ridwan 17%, Prabowo-Erick 14%, dan belum jawab 1%
3. Pemilih Demokrat hanya 22% yang memilih Anies-Muhaimin, 33% Ganjar-Ridwan, 39% Prabowo-Erick dan 6% tidak jawab
4. Pemilih PDI Perjuangan 8% memilih Anies-Muhaimin, 72% Ganjar-Ridwan, 15% Prabowo-Erick dan 5% tidak tahu 5. Pemilih Gerindra 10% memilih Anies-Muhaimin, 19% Ganjar-Ridwan, 68% Prabowo-Erick, dan tidak jawab 3%
6. Pemilih Golkar 14% ke Anies-Muhaimin, 23% Ganjar-Ridwan, 40% Prabowo-Erick, dan 23% tidak jawab
7. Pemilih PAN 11% ke Anies-Muhaimin, 23% Ganjar-Ridwan, 47% Prabowo-Erick dan 19% tidak tahu
8. Pemilih PPP 24% ke Anies-Muhaimin, 36% ke Ganjar-Ridwan, 18% Prabowo-Erick dan 22% tidak jawab
9. Sementara pemilih partai-partai lain 10% memilih Anies-Muhaimin, 47% Ganjar-Ridwan, 36% Prabowo-Erick, dan 7% tidak jawab
10. Sedangkan dari pemilih yang belum menentukan pilihan partai, 9% memilih Anies-Muhaimin, 14% Ganjar-Ridwan, 12% Prabowo-Erick, dan tidak jawab 64%.
Saiful menjelaskan bahwa pemilih NasDem cukup konsisten memilih Anies. Kata dia, idealnya sekitar 70% sampai 80% pemilih NasDem memilih Anies-Muhaimin. Walaupun belum maksimal ke Anies tapi setidak-tidaknya deklarasi Anies-Muhaimin tidak merontokkan dukungan partai.
Adapun metode yang dilakukan adalah random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Kemudian RDD sampel sebanyak 1212 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih pada 5-8 September 2023.
(ezr)