“Mereka melaporkan jumlah maupun jenis barang dalam dokumen impor yang berbeda dengan kondisi ril," ujar dia.

Modus kedua, kata Cahyono, para importir menyelundupkan pakaian bekas impor melalui pelabuhan laut dan jalur darat yang tidak resmi atau biasa disebut jalur tikus. Jalur ini melewati sepanjang pantai timur Pulau Sumatra, jalur laut Kalimantan Utara, perbatasan darat Kalimantan, dan jalur laut Sulawesi Utara.

“Dengan tujuan agar barang dapat masuk tanpa terkena bea masuk,” ujar Cahyono. 

Saat ini, kata dia, Polri sudah memperkuat pengawasan di pintu masuk untuk mengatasi masalah jalur tikus. Secara paralel, polisi juga mengedukasi masyarakat untuk menghindari pembelian pakaian bekas impor guna melindungi kesehatan dan industri sandang nasional. 

Selain itu, Polri juga meningkatkan kerjasama dengan Bea Cukai, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag dan instansi lainnya. Mereka mulai menindaklanjuti tindakan hukum terhadap pelanggaran yang dilakukan para importir.

Sebelumnya, Bareskrim bersama Bea Cukai dan Kementerian Perdagangan pernah menyita dan memusnahkan 7.363 bal pakaian bekas (balepress) asal impor ilegal, Maret 2023. Totalnya setara lebih Rp80 miliar. 

(dov/frg)