Sumber mengatakan pertimbangan masih berlangsung, dan CNGR bisa saja memutuskan untuk tidak melanjutkan pencatatan sahamnya di Indonesia. Mengenai pemberitaan ini, perwakilan CNGR menolak berkomentar.
Menurut postingan di akun WeChat-nya, CNGR memiliki dua lini produksi nikel matte dengan kapasitas tahunan gabungan sebesar 27,5 kiloton. Perusahaan ini meluncurkan lini produksi nikel matte di Morowali Industrial Park pada bulan Oktober tahun lalu, dan membuka fasilitas kedua di Weda Bay pada bulan Januari.
Pasar IPO yang berkembang pesat di Indonesia tahun ini dipimpin oleh perusahaan pertambangan, karena cadangan nikel yang besar di Indonesia memberikan keunggulan dalam memasok bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.
Pada bulan Maret, PT Trimegah Bangun Persada, juga dikenal sebagai Harita Nickel, mengumpulkan sekitar US$645 juta dalam pencatatan saham terbesar kedua di Indonesia tahun ini. Sementara PT Merdeka Battery Materials mengumpulkan US$610 juta dalam pencatatan saham terbesar ketiga.
(bbn)