Selain Bali, negara lain seperti Venesia berupaya mengatur masuknya wisatawan ke kota laguna yang bersejarah tersebut dengan berencana memberlakukan biaya masuk harian sebesar 5 euro atau Rp82.000. Upaya ini dilakukan juga untuk melindungi ekosistem yang rentan dan warisan budayanya yang berharga.
Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan secara resmi pada Selasa (12/9/2023) kota ini akan memulai program uji coba berbayar tersebut tahun depan, dan berlangsung selama sekitar 30 hari. Terutama selama periode liburan. Pengunjung berusia 14 tahun harus membeli tiket masuk untuk berkunjung selama satu hari, sementara pekerja dan penduduk wilayah Veneto masih diizinkan masuk secara gratis.
Baru-baru ini, Venesia terancam oleh perubahan iklim dan naiknya permukaan laut. Sebuah sistem gerbang bawah air yang dinanti-nanti kini membantu mencegah air laut merembes ke trotoar kota. Pemerintah juga telah melarang kapal pesiar memasuki kanal dalam.
"Kita perlu menemukan cara untuk melindungi kota ini dari pariwisata massal yang dalam beberapa hari dalam setahun membuatnya tak layak dihuni," kata Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro dalam pernyataan terpisah.
Sistem biaya ini akan menjadi salah satu dari serangkaian inisiatif yang akan diambil oleh kota ini untuk mengatasi "overtourism" atau jumlah wisatawan yang terlalu berlebihan.
Turis asing berperilaku buruk juga akan dikenakan denda. Seperti yang diberlakukann di Italia dan Belanda. Pemerintah Italia memperketat aturan bagi para turis dengan memberikan denda bagi turis yang berulah.
Menurut undang-undang yang disahkan pada April, hukuman itu termasuk denda hingga 60.000 euro dan kemungkinan hukuman penjara karena merusak monumen bersejarah negara. Undang-undang dibuat setelah banyak terjadi insiden yang melibatkan aktivis iklim hingga turis yang mencoret-coret dinding Colosseum Roma.
"Tujuannya bukan untuk menjadikan lokalitas eksklusif, tetapi untuk memungkinkan semua orang menikmati keindahan Portofino," kata Wali Kota Matteo Viicava kepada media lokal.
(spt)