Laura Millan - Bloomberg News
Bloomberg, Planet bumi semakin tidak ramah bagi manusia. Indikatornya, suhu yang sangat hangat hingga kepunahan spesies. Ini merupakan hasil studi ilmiah baru dari Postdam Institute For Climate Impact.
Studi ini merupakan hasil pemeriksaan kesehatan Bumi dengan menganalisis sembilan batasan yang menentukan aman tidaknya kondisi planet ini bagi manusia. Enam batasan di antaranya telah dilewati sejauh ini dan tekanan terhadap semua batas tersebut semakin meningkat, tulis para peneliti Postdam Institute For Climate Impact yang diterbitkan di jurnal Science Advances, Rabu (13/9/2023).
"Ini tidak berarti bahwa kita mendorong planet ini menuju kehancuran yang tidak dapat dipulihkan," kata Johan Rockström, direktur Potsdam Institute for Climate Impact Research dan salah satu penulis makalah tersebut. "Namun, ini berarti kita kehilangan daya tahan, kita menempatkan stabilitas sistem Bumi dalam risiko, dan kapasitas penyangga sistem Bumi untuk menahan tekanan dan guncangan dalam risiko."

Para ilmuwan telah menghabiskan waktu puluhan tahun menganalisis bagaimana perubahan iklim, yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, berdampak pada setiap aspek kehidupan di Bumi.
Dalam memahami bagaimana berbagai indikator yang berbeda berinteraksi satu sama lain, serta iklim dan ekosistem planet ini secara keseluruhan, diperlukan penerapan model dan simulasi komputer yang komprehensif.
Kerangka kerja "batas-batas planet" dimulai pada tahun 2009, dan para peneliti di Stockholm Resilience Center di Swedia telah menghabiskan waktu hampir 15 tahun mempelajarinya dan menyempurnakan perhitungannya. Ini adalah pembaruan besar pertama yang diterbitkan sejak 2015.
"Ini adalah terobosan ilmiah yang nyata," kata Johan Rockström kepada para wartawan pada hari Selasa. "Ini adalah pertama kalinya kami melakukan pemeriksaan kesehatan ilmiah seluruh planet dan kami dapat memberikan kuantifikasi untuk kesembilan batas tersebut."
Beberapa batas yang telah dilanggar adalah ketersediaan air tawar, perubahan sistem lahan akibat aktivitas seperti deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati dan kepunahan, serta konsentrasi karbon dioksida. Bumi saat ini beroperasi dengan aman hanya di tiga area: penipisan ozon di stratosfer, pemuatan aerosol di atmosfer, dan pengasaman laut.

"Pengasaman laut dengan cepat bergerak ke arah yang salah, yang kita sebut sebagai zona kuning," kata Johan Rockström.
Menurut Katherine Richardson, seorang profesor oseanografi biologi di Denmark dan penulis utama penelitian ini, masih ada alasan untuk berharap. Meski bata penipisan ozon telah terlampaui pada tahun 1990-an, tetapi komitmen global menghapus zat perusak ozon di bawah Protokol Montreal telah membalikkan tren tersebut.
Meski begitu, Katherine Richardson memperingatkan beberapa solusi mengurangi emisi gas rumah kaca seperti mengganti bahan bakar fosil dengan biomassa (bahan yang berasal dari makhluk hidup, termasuk tanama, hewan, dan mikroba) untuk energi seharusnya tidak mengorbankan penipisan hutan.
"Selama 3,5 miliar tahun kondisi lingkungan di Bumi ditentukan oleh interaksi antara kehidupan dan iklim," katanya. "Kita tidak akan memperbaiki masalah iklim jika kita tidak menghormati batas jumlah biomassa yang dapat kita ambil."
(bbn)