Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham-saham yang jadi rekomendasi Ajaib Sekuritas pada perdagangan hari ini adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).

Mirae Asset Sekuritas dalam Technical Insight merekomendasikan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Sementara itu, Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia merekomendasikan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS). 

Pada perdagangan regional Asia, bursa saham bergerak bervariasi. Berdasarkan data sementara ini indeks Nikkei 225 meroket 1,05%, indeks Kospi naik 0,75%, indeks Straits Times Singapore menguat 0,45%, indeks Hang Seng Hong Kong drop 0,43% dan indeks Shanghai Composite melemah 0,07%.

Adapun indeks utama Dow Jones ditutup di zona merah pada perdagangan semalam, dengan mencatatkan penurunan 70,45 poin poin atau 0,2%. Sementara indeks S&P 500 mengalami penguatan 5,54 poin atau 0,12%.

Sentimen pada perdagangan hari ini datang dari global. Inflasi tahunan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Amerika Serikat pada Agustus tercatat meningkat menjadi sebesar 3,7%, lebih tinggi dibandingkan Juli kemarin 3,2% serta di atas perkiraan pasar yang memperkirakan di angka 3,6%.

Sementara tingkat inflasi inti tahunan AS, yang tidak termasuk barang-barang yang bergejolak seperti makanan dan energi, berhasil melandai menjadi 4,3% pada Agustus, merupakan angka terendah sejak September 2021, dari sebelumnya 4,7% pada Juli, yang sesuai dengan ekspektasi pasar.

Adapun perhitungan secara bulanan, inflasi inti AS pada Agustus naik 0,3% lebih tinggi dibandingkan perkiraan pelaku pasar sebesar 0,2%. 

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pasar swap terkait dua pertemuan FOMC berikutnya hanya mencerminkan sedikit kemungkinan kenaikan suku bunga pada minggu depan, sementara sekitar 50% kemungkinan kenaikan suku bunga pada November.

"Sementara pasar percaya bahwa Federal Reserve telah selesai dengan siklus kenaikan suku bunganya, kemungkinan kenaikan suku bunga ke depannya tidak dapat diabaikan," kata Janet Mui, Kepala Analis Pasar di Fund Manager RBC Brewin Dolphin di London.

"Yang lebih penting, rilis data terbaru menunjukkan suku bunga akan tetap tinggi untuk beberapa waktu,” ujar Brewin.

(fad)

No more pages