Benda asing di Alaska terbang di udara sekitar 40.000 kaki, sementara benda asing di Kanada terlihat sekitar 20.000 kaki. Saat ini pihak berwenang sedang mengumpulkan puing-puing dari ketiga penembakan pada akhir pekan itu.
Sementara itu di China, media The Paper melaporkan pada Minggu bahwa pihak berwenang siap untuk menembak jatuh benda asing yang ditemukan di atas perairan dekat Qingdao, lokasi Pangkalan Angkatan Laut Jianggezhuang.
Di Pangkalan tersebut terdapat kapal selam serangan balistik dan nuklir China, kapal induk pertama China, Liaoning, dan merupakan markas komando Armada Laut Utara negara itu.
Rentetan insiden tersebut menambah ketegangan pada hubungan AS-Tiongkok, yang melonjak pasca pemerintah AS menembak jatuh balon mata-mata China di awal Februari ini. China mengatakan itu bukan balon mata-mata, melainkan balon pendeteksi cuaca yang tersasar dari lintasannya.
Charlie Moore, mantan wakil direktur operasi di Komando Pertahanan Udara Amerika Utara (AD) yang sekarang menjadi profesor tamu di Universitas Vanderbilt, AS mengatakan radar AS dan sensor lainnya kemungkinan besar tidak dioptimalkan untuk mendeteksi objek yang terbang sangat lambat di atas 50-60.000 kaki.
“Kita telah melihat perkembangan balon-balon ini selama beberapa tahun terakhir dan kita perlu kembali melihat semua metode yang digunakan untuk mendeteksi memantau, dan melacak mereka saat mereka mendekati AS dan Kanada.”
Mike Turner, Anggota Partai Republik dari Ohio yang mengetuai Komite Intelijen DPR AS, mengatakan AS harus melihat insiden tersebut sebagai titik balik yang mengarah pada lebih banyak investasi dalam pertahanan wilayah udara AS.
“Yang menjadi jelas dalam diskusi publik adalah bahwa kita benar-benar tidak memiliki sistem radar yang memadai,” katanya di siaran “State of the Union” CNN pada Minggu.
Sebuah laporan intelijen AS yang dirilis pada Januari menyatakan bahwa pelaporan fenomena udara asing telah meningkat di negara tersebut.
(bbn)