“Tapi secara bertahap selama setahun kita sudah siapkan SDM PT KCIC,” ujarnya.
"Kita sudah siapkan SDM PT KCIC nanti akan 1:1 (antara China dan Indonesia), sebagian sudah kita training. Sekarang lagi magang kerja, OCC, teknisi KA, driver 1:1," lanjutnya.
Ketika ditanya ihwal target penyelesaian proses alih teknologi dan pengetahuan, Dwiyana menjawab, ditargetkan akan rampung dalam 1-2 tahun ke depan.
"Harus begitu, jadi 1.100 orang kita targetkan 1 sampai 2 tahun," katanya.
"Karena kita sebagian besar pakai tenaga kerja perbantuan atau pegawai yang memang punya pengalaman di bidang perkeretaapian. Artinya memang benar-benar menggunakan pegawai yang terseleksi, punya kompetensi di bidang perkeretaapian karena memang persyaratannya itu," jelasnya.
Terakhir, proses pemilihan tenaga kerja dilakukan dengan sangat hati-hati. Sebab, kereta cepat menggunakan teknologi tinggi.
“Misal untuk masinis dibutuhkan 100 ribu km hanya untuk dididik menjadi masinis kereta cepat, memang sangat ketat, karena teknologi ini bener-bener high tech, sangat rigid, regulasi, sehingga kita harus hati-hati,” tutupnya.
(dov/spt)
