Sebagai tanda konvergensi setelah tragedi tersebut, pemerintah yang terpecah berjanji untuk memberikan 2 miliar dinar Libya dalam bentuk bantuan kepada Derna dan wilayah lain yang terkena dampak di timur. Dilaporkan oleh media pemerintah Arab, Mesir sebagai negara tetang mengirimkan kepala staf militer dan perwira lainnya, beserta pasokan bantuan. Sementara Aljazair mengirimkan menteri dalam negeri dan kesehatan beserta pekerja penyelamat.
"Situasi Libya adalah definisi bencana," kata Othman Abdel-Jaleel, menteri kesehatan Libya bagian timur, dalam klip yang disiarkan oleh Al Masar TV.
"Jenazah masih tergeletak" di berbagai rumah sakit menunggu identifikasi.
Pejabat Libya mengatakan sejauh ini jumlah kematian mecapai setidaknya 2.300 orang. Sementara jumlah orang yang hilang berkisar antara 5.000 hingga 9.000, dengan perkiraan yang lebih tinggi setara dengan sekitar 10% dari populasi Derna. Utusan Libya untuk International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa sekitar 10.000 orang belum ditemukan.
Jumlah kematian akibat badai Daniel telah melampaui jumlah korban dari badai Katrina. Badai tersebut melanda Gulf Coast Amerika Serikat pada 2005 dengan lebih dari 1.800 orang tewas. Badai ini menjadi badai paling mematikan kedua dalam sejarah modern Amerika.
Khalifa Haftar, yang memimpin pasukan militer paling kuat di Libya bagian timur, mengatakan upaya penyelamatan sedang berlangsung. Tentara Nasional Libya (Libyan National Army/LNA), yang dipimpinnya, mengatakan pada hari Selasa bahwa 25% hingga 45% dari Derna telah menghilang, menurut saluran satelit Arab Arabiya.
Sebagai upaya untuk mengalihkan kesalahan atas apa yang terjadi di Derna, LNA mengatakan telah memberikan peringatan berulang kali di daerah tersebut terkait badai ini.
(bbn)
