Srettha menambahkan, wisatawan China, kelompok terbesar yang berkunjung ke Thailand sebelum Covid, dianggap sangat penting untuk pemulihan industri pariwisata lokal. Sementara itu, semakin banyak wisatawan Kazakhstan yang mengunjungi Thailand, dengan peningkatan yang signifikan diharapkan dalam beberapa bulan mendatang karena kondisi musim dingin yang keras di negara asal mereka.
Menurut Perdana Menteri, wisawatan dari beberapa negara menghadapi proses pengajuan visa yang mahal dan rumit, yang telah membebani Thailand tahun ini. Srettha mengatakan ingin memperluas daftar negara bebas visa serta meningkatkan batas tinggal bagi sebagian besar wisatawan internasional, yaitu 15 hari atau 30 hari untuk sejumlah negara.
Bulan lalu, Srettha mengadakan pertemuan dengan perwakilan maskapai penerbangan untuk membahas inisiatif meningkatkan pariwisata. Airports of Thailand Pcl, yang mengoperasikan enam bandara di negara tersebut, akan berusaha meningkatkan kapasitas penerbangan sebesar 20% untuk mengakomodasi perkiraan musim sibuk.
Juru bicara pemerintah Chai Watcharong dalam sebuah jumpa pers mengatakan negara tersebut bertujuan untuk menarik 40 juta pengunjung pada tahun depan. Wisatawan China menyumbang hampir sepertiga dari hampir 40 juta kedatangan wisatawan ke Thailand pada tahun 2019 sebelum pandemi.
--Dengan asistensi dari Pathom Sangwongwanich dan Suttinee Yuvejwattana.
(bbn)