Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Melemah Paling Dalam di Asia Jelang Rilis Data Inflasi AS

Ruisa Khoiriyah
13 September 2023 11:53

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jelang rilis data inflasi Amerika nanti malam yang akan memberikan petunjuk lebih jelas arah kebijakan bunga acuan Federal Reserve, ditambah reli harga minyak dunia yang mencemaskan, nilai tukar rupiah memimpin pelemahan mata uang di pasar negara berkembang sampai siang hari ini.

Berdasarkan pantauan di pasar spot jelang berakhirnya sesi satu perdagangan hari Rabu (13/9/2023), dolar AS diperdagangkan di kisaran Rp15.361. Sementara sampai pukul 11:32 WIB, rupiah semakin melemah ke Rp15.367/US$.

Pelemahan rupiah sampai siang ini adalah yang terburuk dibandingkan mata uang Asia lain seperti baht Thailand yang melemah 0,1%, lalu ringgit Malaysia juga tergerus 0,1% terhadap dolar AS, disusul peso Filipina. Won Korea Selatan juga melemah. Sementara dolar Taiwan tidak bergerak dengan yuan China tercatat tetap.

"Data inflasi yang lebih rendah daripada perkiraan mungkin akan memperlambat penguatan dolar AS dan memberikan kelonggaran bagi mata uang Asia. Naamun, risiko masih bila inflasi AS lebih tinggi ketimbang perkiraan berpotensi melemahkan valuta," komentar Christopher Wong, FX Strategist OCBC seperti dilansir dari Bloomberg News, Rabu (13/9/2023).

Tekanan terhadap rupiah terutama juga berpangkal dari aksi jual yang masih terus berlanjut di pasar surat utang. Langkah pemerintah menyerap permintaan dalam lelang sukuk negara (SBSN) kemarin yaitu hingga Rp9 triliun memicu keterkejutan pasar yang akhirnya mendorong pemodal melepas obligasi negara tenor panjang.