Badan perdagangan berbasis di Jenewa ini mendorong para pembuat kebijakan untuk mengejar kerja sama internasional yang lebih besar dan integrasi ekonomi yang lebih luas. Pemdekatan ini disebut oleh WTO sebagai "reglobalisasi."
"Globalisasi berada pada persimpangan jalan dan kita perlu berpikir tentang arah yang akan kita ambil," kata Kepala Ekonom WTO, Ralph Ossa, dalam sebuah wawancara di kantor organisasi tersebut di Jenewa.
"Berbagai krisis telah menciptakan persepsi bahwa globalisasi menghadapkan kita pada risiko yang lebih besar."
Perpecahan Ekonomi
Tanpa menyebut secara khusus pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, laporan WTO berfokus pada narasi yang mempertanyakan apakah perdagangan internasional merugikan atau menguntungkan.
Selama setahun terakhir, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, dan Perwakilan Perdagangan AS Katherine Tai semuanya berbicara tentang pendekatan perdagangan proteksionisme.
Pandangan seperti itu semakin tampak dalam bentuk ketegangan perdagangan antara China dan AS, kata WTO. Hal ini memengaruhi aliran perdagangan bilateral kedua negara terutama untuk kategori produk sensitif, seperti semikonduktor.
Keamanan Nasional
Laporan WTO menemukan bahwa kekhawatiran keamanan nasional semakin berperan dan meningkat dalam kebijakan perdagangan. Mereka menggambarkan bagaimana keterbukaan perdagangan, secara historis, telah membantu memelihara stabilitas dalam hubungan internasional.
"Kekhawatiran keamanan tidak lagi hanya diungkapkan dalam hubungannya dengan konflik, tetapi mencakup gagasan yang jauh lebih luas tentang keamanan ekonomi," kata laporan tersebut. "Akibatnya, kekhawatiran keamanan merembes ke dalam kebijakan perdagangan."
--Dengan asistensi Oliver Crook.
(bbn)