Logo Bloomberg Technoz

Persediaan minyak dunia, yang telah berkurang secara tajam pada kuartal ini, diproyeksikan akan mengalami penurunan yang lebih tajam lagi sekitar 3,3 juta barel per hari dalam tiga bulan mendatang, demikian perkiraan yang diterbitkan dalam laporan dari OPEC yang diumumkan Selasa (12/09/2023).

Jika terjadi, ini bisa menjadi penurunan persediaan terbesar sejak setidaknya tahun 2007, menurut analisis Bloomberg atas data yang diterbitkan oleh sekretariat berbasis di Vienna OPEC ini.

Strategi Saudi ini, yang didukung dengan bantuan pengurangan ekspor dari anggota OPEC+, yaitu Rusia, mengancam untuk membawa tekanan inflasi baru ke ekonomi global yang rapuh

Harga diesel telah melonjak di Eropa, sementara maskapai penerbangan di Amerika Serikat (AS) memperingatkan para penumpang untuk bersiap menghadapi harga yang lebih tinggi.

Ini bahkan bisa menjadi masalah politik bagi Presiden AS Joe Biden yang bersiap untuk kampanye pemilihan ulang tahun depan, dengan harga bensin nasional mendekati ambang batas sensitif sebesar US$4 per galon. Gedung Putih mengatakan langkah Saudi tidak mempersulit upaya ekonominya.

Sebanyak 13 anggota OPEC telah memompa rata-rata 27,4 juta barel per hari selama kuartal ini, atau sekitar 1,8 juta lebih sedikit dari yang mereka yakini dibutuhkan konsumen, menurut laporan tersebut.

Jika organisasi tersebut mempertahankan produksi tidak berubah, seperti yang telah diisyaratkan oleh Saudi, kesenjangan antara pasokan dan permintaan akan hampir dua kali lipat dalam tiga bulan terakhir tahun ini. OPEC memperkirakan perlu menyediakan 30,7 juta barel per hari pada kuartal keempat untuk memenuhi konsumsi.

Menurut perkiraan dari Bloomberg Economics, Saudi mungkin memerlukan harga minyak untuk mencapai hampir US$100 per barel untuk menutupi pengeluaran pemerintah serta proyek-proyek ambisius Pangeran Mahkota Mohammed Bin Salman.

Laporan OPEC tersebut sebagian besar mempertahankan perkiraan permintaan dan pasokan global tahun ini dan tahun depan. OPEC dan sekutunya dijadwalkan untuk bertemu pada 26 November untuk meninjau kebijakan produksi tahun depan.

Sementara Badan Energi Internasional (IEA) pada Selasa mengingatkan konsumen kini  beralih ke energi terbarukan untuk mencegah perubahan iklim, "kita mungkin sedang menyaksikan awal dari akhir era bahan bakar fosil" dengan permintaan mencapai puncaknya pada dekade ini, kata IEA.

(bbn)

No more pages