“Kami membicarakan terkait dukungan pada seniman Ukraina, potensi kolaborasi festival film dan acara literatur. Potensi kunjungan bagi seniman Indonesia untuk berkolaborasi dengan seniman kami, serta pelestarian objek kebudayaan Ukraina. Pertemuan ini memberikan harapan dan dukungan Indonesia sangat penting bagi kami,” ungkapnya.
Rencananya, kata Alim, akan ada pertemuan antara seniman dan musisi Ukraina dan Indonesia yang akan dilakukan tahun ini atau tahun depan. Pertemuan tersebut dilakukan agar para musisi dapat saling berbagi dukungan dan pengalaman.
“Kami berharap perang ini dapat cepat selesai. Setelah itu kami bisa memanggil seniman-seniman Ukraina yang menjadi pengungsi untuk kembali dan membangun kembali infrastruktur kebudayaan kami yang hancur,” katanya.
Selain itu, Alim juga menyoroti kekerasan yang dilakukan Rusia terhadap penduduk muslim di Krimea. Menurutnya, sejak invasi tahun 2014, Rusia melakukan kekerasan sistematis pada warga Krimea dengan memenjarakan warga yang menentang atas tuduhan terorisme dan ekstrimisme. Oleh karena itu, kata Alim, penting untuk menemui organisasi muslim seperti Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah, dan Masjid Istiqlal.
“Kami meminta dukungan saudara-saudara di Indonesia untuk mendukung umat muslim di Ukraina, serta menyuarakan dukungan tersebut di depan publik baik di dalam dan di luar negeri,” kata Alim.
(tar/evs)