Logo Bloomberg Technoz

Parta selanjutnya mempertanyakan kebijakan yang menghalau TikTok Shop beroperasi. Menurutnya pengguna TikTok di Indonesia sudah mencapai ratusan juta, bahkan menempati nomor dua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (AS).

“Betapa masyarakat Indonesia menjadi [makin] besar memanfaatkan TikTok. Karena saking besarnya tentu ada manfaatnya, ada kegunaannya,” duga Parta.

Jika argumentasi TikTok menjual barang, Parta menyinggung banyak pula platform media sosial lain seperti Facebook, X (dulu bernama Twitter), Instagram pun, yang melakukan hal yang sama. 

“Kalau persoalan perdagangan di dunia medsos bukan hanya di TikTok saja,” ucap dia, yang juga menyatakan bahwa kisruh TikTok Shop bukan berpangkal pada sebuah aplikasi ataupun pengelola marketplace-nya.

Lebih lanjut anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menjelaskan jangan sampai Indonesia dipandang terbelakang dengan membatasi aktivitas sebuah platform yang berasal dari luar negeri.

“Saya ingin kita agar kita tidak dianggap katro, karena dunia sudah berubah dan jangan juga pemerintah karena abai dalam mengantisipasi begitu cepatnya perkembangan teknologi akhirnya mengkambinghitamkan orang lain atau lembaga lain.  Dan itu tidak akan menyelesaikan masalah,” ucap dia.

(wep)

No more pages